TERDAPAT cerita menarik di balik kesuksesan dua UMKM Kawan Binaan Pertamina yang meraih total penjualan tertinggi dan penjualan dengan jumlah item terbanyak dalam ajang Pertamina SMEXPO 2024 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, 22-27 Oktober kemarin. Dua UMKM tersebut, yakni Kainnesia asal Yogyakarta dan Mutiara Handycraft asal Kebumen.
Kainnesia merupakan produk karya milenial anak bangsa bernama Nur Salam yang mengusung produk berbahan tenun dari berbagai daerah dengan gaya berpakaian kekinian. Dengan komitmen mengenalkan kekayaan tenun nusantara, Kainnesia Bukan hanya menawarkan kain tenun tradisional, tetapi juga Penemuan produk modern seperti outer, kemeja, tas, dan lanyard berbahan tenun
Berkat Keistimewaan produk tersebut, Kainnesia memperoleh transaksi penjualan sebesar 275 juta rupiah pada ajang pameran Pertamina SMEXPO 2024. Di samping menjajakan produk tenun melalui Kainnesia, Nur Salam juga Mempunyai Sekolah Wastra Nusantara (Swantara) dengan semangat yang sama, yakni melestarikan dan menjaga tenun Indonesia. Swantara hadir Buat mengajak anak muda agar lebih mengenal tenun nusantara dan sekaligus Buat melahirkan generasi penenun muda.
Hal ini dilakukannya dengan Membikin kurikulum pembelajaran seputar tenun mulai dari pra-produksi, seperti pembuatan moodboard rancangan motif, pengenalan tanaman Buat pewarnaan alami produksi, serta alat-alat tenun. Kemudian, pada tahap produksi, Swantara memberikan pemahaman tentang pembuatan kain tenun, praktik menenun, dan mewarnai. Terakhir, Buat pemasarannya, diberikan pembelajaran seputar teknik fotografi, videografi, public speaking, business networking, dan digital marketing.
Mendukung proyek sosial tersebut, pada tahun 2022, Swantara memperoleh pendanaan dari Pertamina melalui Pertamina Foundation dengan menjadi pemenang kompetisi proyek sosial PFmuda. Biaya yang diberikan digunakan Buat alat tenun dan pengembangan kurikulum pembelajaran tenun.
“Serempak Swantara, kami mengajak masyarakat Buat turut serta melestarikan budaya Indonesia khususnya tenun. Dengan program regenerasi penenun, kami berharap banyak pemuda yang tergerak hatinya Buat ikut melestarikan budaya tenun secara langsung. Melalui program ini juga, kami Mau membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda Buat menjadi penenun profesional yang Mempunyai banyak Penemuan di bidang tenun bahkan produk tenun sendiri,” ujar Nur Salam dalam keterangan Formal, Kamis (31/10).
Sama halnya dengan Mutiara Handycraft, Punya Irma Suryani, Mempunyai produk kerajinan tas berbahan karung goni, keset Kepribadian, masker dari kain perca, serta Pakaian yang penjahitnya Sebagian besar adalah kaum disabilitas. Pada ajang Pertamina SMEXPO 2024, produknya menjadi yang terlaris dengan total penjualan lebih ribuan item secara langsung maupun pemesanan.
Perjalanan sukses Mutiara Handycraft diikuti dengan kegiatan pemberdayaan kaum disabilitas yang dilakukan. Mutiara Handycraft Mempunyai 300 Kawan difabel di Kebumen atau Sekeliling 3 ribu difabel di Jawa Tengah (Jateng) yang tersebar di 17 kecamatan di Jateng. Pada tahun 2021, Pertamina melalui Pertamina Foundation mendanai program pemberdayaannya lewat program PFpreneur yang digunakan Buat mesin jahit dan penyelenggaraan pelatihan.
“Sejak awal usaha, saya Bukan hanya Konsentrasi Buat pribadi, tetapi memberdayakan penyandang disabilitas seperti saya dengan pelatihan menjahit, manajamen modern hingga pemasaran digital. Tujuannya agar para Kawan Mutiara Handycraft Mempunyai pemasukan setiap bulan dan mereka Dapat saling menginspirasi satu sama lain Buat berdaya dan Sendiri,” ungkap Irma.
Dukungan terhadap para UMKM Kawan binaan ini merupakan Bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin 8, Ialah Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Inisiatif ini juga selaras dengan prinsip Environmental, Social, & Governance (ESG), yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta Pengaruh positif bagi masyarakat.
“Kainnesia dan Mutiara Handycraft adalah inspirasi Buat Bukan hanya berbisnis demi kepentingan pribadinya, tetapi juga memberdayakan masyarakat sehingga memberikan multiplier effect terhadap pembukaan lapangan kerja baru, penciptaan pengusaha baru, kemandirian masyarakat hingga pelestarian budaya,” tutup Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S Bulo. (Z-11)