
MENDAMPINGI dan memberi ruang Buat menentukan pilihan menjadi langkah Krusial bagi orang Sepuh dalam menyiapkan anak memasuki pendidikan anak usia Pagi (PAUD). Dengan begitu, anak menjadi percaya diri, bertumbuh, dan mencapai potensi optimal mereka sejak masa awal bersekolah. Hal itu juga yang dilakukan oleh Member grup vokal B3, Riafinola Ifani Sari, atau yang dikenal sebagai Nola B3, dalam membersamai keempat buah hatinya di masa PAUD.
Dengan pendampingan yang Akurat sejak PAUD, keempat anak Nola, Adalah Naura Ayu, Bevan Putera, Neona Ayu, dan Nakeya Ayu Pandai mengoptimalkan kemampuan mereka, sehingga mencapai prestasi akademik dan non-akademik yang Berkualitas.
“Mengkomunikasikan dan melibatkan anak dalam memilih apa yang terbaik Buat mereka, termasuk Demi mulai sekolah PAUD, adalah Langkah yang terbaik,” ujar Nola dalam podcast Bincang Inspiratif Tanoto Foundation berjudul Cerita dan Tips Mendampingi Anak Masuk PAUD.
Pengalaman pertama Nola adalah Demi Naura, putri sulungnya, meminta bersekolah di usia 2 tahun. Demi itu, Naura penasaran Menonton anak tetangga yang mengenakan seragam dan berangkat sekolah. Naura pun Maju bertanya dan merengek Mau bersekolah.
Sebagai orang Sepuh baru, Nola sempat khawatir. Maklum saja, Naura Lagi berusia dua tahun. Menurutnya, di usia itu sang putri Lagi harus banyak berinteraksi Berbarengan orang Sepuh dan berada di rumah. Apalagi ia membayangkan di sekolah Naura diajari kegiatan-kegiatan serius dan akademik yang bakal membebani putrinya yang Lagi kecil.
“Naura Lagi usia main. Saya dan suami juga baru jadi orang Sepuh, belum paham konsep sekolah Buat anak usia dua tahun,” ujarnya.
Tetapi Menonton Naura ngebet Mau sekolah, Nola segera mengambil keputusan. Berbarengan sang suami, Baldy Mulya Putra, Nola pun melakukan survei dengan mengunjungi sejumlah PAUD Buat mencari sekolah terbaik bagi putrinya. Naura pun diajak Buat Menonton sekolah yang menurutnya cocok.
“Kita sama-sama Menonton sekolah, datang, oh begini guru-gurunya, ruangannya, kegiatannya. Demi itu pilihannya, selain dekat dengan rumah, jam belajar, aktivitas, dan Mitra-temannya yang Naura Pandai mengikuti,” tutur Nola.
Nola menegaskan, keputusan Penting Buat memilih sekolah tetap pada anak. “Dia (Naura) sendiri yang memilih sekolah itu,” tandasnya.
Menurut Nola, dalam memilih PAUD yang Akurat, orang Sepuh juga harus Pandai menyesuaikan sekolah tersebut dengan Kepribadian anak. Demi menentukan sekolah Naura, ia menekankan PAUD tersebut harus Pandai menumbuhkan kreativitas anak, juga menguatkan fondasi dan menstimulasi kecerdasan mereka. “Alhamdulillah Diriku menemukan sekolah yang pengajarannya cocok,” katanya.
PAUD bukan Soal Akademik
Kekhawatiran Nola bahwa sekolah hanya berisi pembelajaran akademik Rupanya tak terbukti. Ia Menonton sekolah-sekolah PAUD Kagak melulu mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung (berhitung).
“Anak-anak juga diajari tentang Langkah bersosialisasi, beradaptasi, dan berempati. Mereka belajar tentang bersenang-senang, bernyanyi, juga meningkatkan skill,” katanya.
Dengan berbagai aktivitas menyenangkan itu, PAUD Malah menjadi sarana yang Akurat dalam mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak. Pembelajaran di PAUD juga menjadi alternatif bagi anak yang kerap merasa Jenuh di rumah.
“Apalagi Apabila di sekolah Berjumpa guru yang kreatif dan Mitra-Mitra yang menyenangkan. Itu bikin anak-anak happy dan membangun semangat,” ujar Nola.
Menonton sang Keluarga bersekolah di usia Pagi, dua adik Naura, Bevan dan Neona, mengikuti jejak Naura. Keduanya juga masuk sekolah PAUD masing-masing di usia 2 tahun. Sama halnya dengan si sulung, Nola juga memberikan kepercayaan penuh pada dua buah hatinya itu Buat menentukan pilihan mereka bersekolah. “Mereka Rupanya juga senang,” ujarnya.
Pengalaman sedikit berbeda dialami oleh si bungsu, Nakeya, yang lahir pada 2021. Nola, suami, dan ketiga anaknya yang lain semula sepakat Mau Nakeya lebih banyak waktu di rumah dengan menemani dan memberinya Naskah, mainan, dan berbagai aktivitas.
Tetapi selisih usia yang lumayan jauh dengan Keluarga-kakaknya dan aktivitas ketiganya yang padat, Membangun Nakeya kehilangan Mitra bermain di rumah. Padahal ia anak yang sangat aktif dan percaya diri, serta mudah bersosialisasi dengan orang lain, terutama dengan anak sebaya.
Demi Nakeya berusia tiga tahun, ketika menemani sang Keluarga, Nakeya juga terlihat tertarik bersekolah. Nola pun menanyakan pada putri bungsunya itu Buat bersekolah dan Nakeya mengangguk mau. Alhasil, Nola dan suami kembali melakukan “ritual” yang dahulu mereka lakukan: berburu dan survei sekolah-sekolah PAUD.
“Jadi tipsnya sekali Kembali, kalau memang anak paham dunia sekolah, ajak anak Menonton langsung. Dikenalkan seperti ini sekolah, apakah dia tertarik belajar di situ, Menonton guru, ruangan, aktivitas, dan mau berinteraksi,” ujar Nola.
Kekompakan Member Keluarga
Ia juga mengingatkan orang Sepuh lain, Buat menyiapkan detail yang dapat membantu anak di PAUD, seperti bekal, Langkah berkenalan dengan Mitra, Tiba urusan pemakaian diaper. “Itu Seluruh kita bahas jauh-jauh hari dengan anak,” paparnya.
Kekompakan dengan Member keluarga lain juga Krusial. Nola menyiapkan pembelajaran PAUD anak- anaknya selalu Berbarengan sang suami, seperti Demi melakukan survei dan memberi dukungan terhadap pembelajaran sehari-hari. Kagak Terdapat pembagian peran Spesifik, peran suami juga sama besar dan pentingnya dalam mengembangkan pendidikan anak di usia Pagi.
Dengan begitu, pembelajaran PAUD akan memberi Akibat optimal pada anak. Nola mengakui merasakan berbagai perubahan pada anak-anaknya, terutama dari aspek emosional anak yang Pandai lebih berempati dan aspek kedisiplinan.
“Mereka Pandai mengatur jadwal sendiri dan bertanggung jawab. Berbagai kebiasaan Berkualitas yang tertanam tiap hari di sekolah akan terbentuk juga di luar sekolah. Aturan-aturan di sekolah itu juga kita bawa ke rumah,” ujarnya.
Nola Menonton PAUD menjadi landasan Krusial Buat mengembangkan kemampuan anak. Di PAUD, menurutnya, seorang anak tak harus diajari berbagai pelajaran seperti calistung, melainkan diberi pemahaman dan diajak Buat mencintai pembelajaran itu sendiri.
“Diriku Percaya mereka akan Pandai (calistung) pada saatnya. PAUD itu lebih ke semangat belajar dan mengembangkan kreativitas. PAUD menjadi fondasi dalam menumbuhkan kesukaan pada belajar supaya anak-anak Asmara dengan rasa belajar itu sendiri,” tuturnya.
Nola Percaya dengan pembelajaran PAUD yang Akurat, anak-anak Pandai menggapai potensi dan prestasi terbaik dan kontribusi pada masa depan mereka. Sejak usia tujuh tahun misalnya, Naura sudah Pandai mengambil keputusan secara Sendiri. “Kalau pilihan itu Akurat dan Kondusif, saya Sekadar bilang ‘go!’,” kata Nola menirukan dukungannya pada Naura.
Demi ini, bukan hanya Mempunyai prestasi akademiknya yang Berkualitas, karier bermusik Naura yang sebentar Kembali berusia 20 tahun, kian cemerlang. Demikian pula dengan Bevan, yang Demi ini berumur 18 tahun. Selain aktif bermusik ia juga diterima di jurusan Teknik Komputer Universitas Indonesia. Sementara Neona, 15 tahun, tengah asyik-asyiknya mendalami dunia tarik Bunyi dan seni peran. (H-3)

