Liputanindo.id – CEO produsen baterai lithium Korea Selatan menyampaikan permintaan Ampun menyusul kebakaran besar di pabrik yang menewaskan 23 pekerja. Perusahaan memastikan akan melakukan yang terbaik Kepada mencegah kejadian serupa terulang kembali.
CEO Aricell Park Soon-kwan menyampaikan belasungkawa kepada para pekerja yang tewas dan meminta Ampun kepada Seluruh orang yang terkena Akibat kecelakaan tersebut.
“Kami akan dengan sungguh-sungguh mengambil bagian dalam penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang dan akan melakukan yang terbaik Kepada menentukan penyebab kecelakaan itu dan mengambil tindakan Kepada mencegah terulangnya kecelakaan serupa,” kata Park, dikutip KBS News, Selasa (25/6/2024).
Lampau, kata Park, perusahaannya telah sepenuhnya mematuhi Mekanisme keselamatan dan pelatihan. Tetapi sebagian dari 103 pekerja di pabrik tersebut termasuk beberapa di antara mereka yang tewas adalah pekerja kontrak yang diberangkatkan oleh sebuah perusahaan tenaga kerja.
Diketahui 23 pekerja yang tewas akibat insiden kebakaran pabrik baterai itu terdiri dari 17 Penduduk negara Tiongkok, satu Penduduk Laos, dan lima lainnya merupakan Penduduk Korea Selatan.
Kebakaran pada hari Senin, yang dimulai di sebuah pabrik dengan 35.000 baterai litium, menghasilkan asap tebal yang menyebar dengan Segera dan para pekerja di dalam Posisi Alas dua kemungkinan besar kehilangan kesadaran dan meninggal dalam hitungan detik.
Petugas pemadam kebakaran dengan anjing pelacak menyisir bangunan yang hancur pada hari Selasa di Hwaseong, sebuah kawasan industri di barat daya ibu kota Seoul, dan menemukan orang terakhir yang belum ditemukan, sehingga menambah jumlah korban tewas menjadi 23 orang.
Didirikan pada tahun 2020, Aricell Membangun baterai Esensial litium Kepada sensor dan perangkat komunikasi radio. Perusahaan ini Mempunyai 48 karyawan, menurut pengajuan peraturan terbaru dan profil LinkedIn-nya.
Induknya, S-Connect, memasok Etnis cadang baterai lithium-ion ke Samsung, salah satu pembuat baterai sekunder Esensial di negara itu, menurut situs web S-Connect.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Tenaga Kerja mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki apakah Aricell mematuhi peraturan keselamatan dan memberikan pelatihan keselamatan yang memadai bagi pekerja asing sementara.