Center of Excellence Dukung Penguatan Petani Kopi di Kabupaten Bandung

Center of Excellence Dukung Penguatan Petani Kopi di Kabupaten Bandung
Dukungan CoE bagi petani kopi(Dok. Kementan)

DALAM upaya mendorong transformasi ekonomi di sektor pertanian, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pembentukan korporasi bagi petani dan nelayan.

Presiden menyatakan bahwa melalui korporasi, petani dan nelayan akan lebih mudah mengakses pembiayaan, teknologi, serta memperkuat proses pemasaran.

Baca juga : Kementan Dorong Pekebun Tingkatkan Kualitas Kopi

Salah satu inisiatif yang dilakukan pemerintah untuk mendukung program ini adalah pengembangan Center of Excellence (CoE), yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun).

Pada bulan Agustus 2023, Ditjenbun resmi membangun CoE di Kabupaten Bandung untuk memperkuat komoditas kopi di wilayah tersebut.

CoE diharapkan tidak hanya menjadi pusat pelatihan dan pemberdayaan petani, tetapi juga membangun branding kopi lokal hingga ke pangsa pasar internasional.

Cek Artikel:  Rencana Kenaikan Tarif Cukai Rokok Pahamn Depan Batal

Baca juga : Perekebunan Expo 2024 Hasilkan Kerja Sama Senilai Rp3,1 Triliun

“Pemanfaatan CoE harus segera didorong dan dimaksimalkan mengingat waktu 90 hari sebelum tahun 2024 selesai,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto, dalam sebuah koordinasi dengan Kepala Dinas Kabupaten Bandung belum lama ini.

Heru menjelaskan bahwa CoE saat ini telah digunakan untuk pelatihan dan penjemuran kopi, namun belum optimal dalam pemanfaatan fasilitas gedung karena belum tersedianya alat pengolahan kopi.

“Kami akan mengkoordinasikan pengadaan alat pascapanen dan pengolahan kopi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan,” tambahnya.

Baca juga : Harga Kopi Melejit, Petani Khawatirkan Pencurian yang Makin Marak

Ditjenbun juga menggandeng proyek SASCI Plus dari GIZ untuk meningkatkan kapasitas petani dan kelembagaannya.

Cek Artikel:  IHSG Loyo Awali Perdagangan Pekan Ini

Melalui proyek ini, dilakukan penilaian terhadap kelembagaan petani kopi di kawasan hutan, guna memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas produk mereka.

Heru menambahkan, 350 petani telah dibina dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP), namun masih diperlukan koordinasi terkait legalitas penggunaan lahan perhutani dan dukungan transportasi untuk pengembangan CoE.

Baca juga : Kalsel Siap Kembangkan Perkebunan Kopi

Menurutnya, dukungan dari investasi dan program CSR juga sangat diperlukan untuk mendorong kemajuan lebih lanjut.

“Kami berharap koperasi baru serta kelompok-kelompok tani lain bisa segera mendapatkan alat pascapanen dan pengolahan kopi yang dibutuhkan. Kalau korporasi petani kopi di Jawa Barat bisa menunjukkan keuntungan yang nyata, ini akan menarik minat investasi lebih banyak,” jelas Heru.

Cek Artikel:  Holding Ultra Mikro Lalu Buktikan Kinerja Gemilang

Heru menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku industri kopi, untuk memaksimalkan pemanfaatan CoE.

“Penemuan dan kreativitas sangat diperlukan untuk menjawab tantangan perkebunan di masa depan. Saya berharap, kegiatan CoE ini mampu menjawab tantangan yang ada,” pungkasnya.

CoE diharapkan menjadi pusat inovasi dan pelatihan bagi petani kopi, mendorong korporasi petani yang kuat dan siap bersaing di pasar internasional, serta memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi para pekebun di Kabupaten Bandung. #MIA (RO/Z-10)

Mungkin Anda Menyukai