Cegah Stunting, Yuk Mulai dari Menu Dapur Sehat

Liputanindo.id – Stunting bersifat ‘irreversible’ sehingga tidak dapat disembuhkan, terutama setelah anak mencapai usia dua tahun. Kendati demikian, hal tersebut dapat diperbaiki dengan mengubah pola makan sehat dan bergizi pada anak. 

Persoalan tersebut akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada bayi. Dan hal itu dapat diatasi melalui pemenuhan asupan gizi pada bayi sejak janin dalam kandungan.

Menjawab tantangan tersebut, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu bersama lintas unsur (pentahelix) menyosialisasikan program percepatan penurunan stunting (PPS) di wilayah terpencil  Nusa Enggano sebagai pulau terluar di Bengkulu.

Aksi kolaboratif lintas lembaga di Enggano itu dalam upaya mengampanyekan program menu Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Demo masakan sehat tersebut melibatkan puluhan keluarga berisiko stunting, ibu hamil dan menyusui. 

Cek Artikel:  Langkah Mengukur Lemak Perut di Rumah dengan Peralatan Sederhana

Informasi tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari, SH, MH, saat meninjau sosialisasi Dashat di halaman Kantor Camat Enggano, Sabtu (24/8/2024).

Dikatakan Zamhari, untuk mempercepat langkah dan gerak mengatasi stunting harus dilakukan secara konvergensi. Alasan, selain akibat kekurangan gizi kronis. stunting juga dapat dipengaruhi sanitasi yang tidak sehat serta minimnya persediaan air bersih layak konsumsi. 

Tak sedikitnya faktor penyumbang stunting maka perlu dilakukan aksi secara bersama-sama dengan bidang yang berbeda-beda tetapi satu sasaran. Dengan tujuan  meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Menurut dia, untuk mencegah potensi stunting dalam keluarga, dituntut peran aktif  ayah. Peran ayah dalam pengasuhan tidak hanya sebagai pendukung. Pengasuhan dari seorang ayah sama baiknya dengan ibu, baik dalam pengenalan lingkungan supaya anak dapat merespon dengan mudah. 

Cek Artikel:  Betapa Krusialnya Psikiater dan Psikolog untuk Orang yang Terganggu Jiwanya

“Menu sehat tidak perlu mewah dan bernilai mahal. Menu tersebut dapat diperoleh di lingkungan seperti produk lokal, sayuran, telur, ikan yang semua dapat diperoleh di lingkungan sekitar,” kata Zamhari.

Mungkin Anda Menyukai