Terlalu sering bekerja, kantor yang seharusnya menjadi tempat kita tumbuh dan berkarya justru berubah menjadi sumber kelelahan mental dan fisik yang luar biasa.
Tak jarang, tanpa disadari, kita terjebak dalam siklus rutinitas yang perlahan menggerus semangat hingga tiba-tiba kita merasa terhimpit dalam kondisi yang akrab disebut burnout.
Burnout di tempat kerja bukan sekadar kelelahan biasa, ini adalah alarm yang tak boleh diabaikan. Lantas, bagaimana sebenarnya kita bisa mengenali dan mengatasinya sebelum dampaknya semakin merusak produktivitas dan kesejahteraan?
Baca juga : WFH Bukan Obat Mujarab: Mengapa Kerja dari Rumah Tak Selalu Menyembuhkan Burnout Karyawan
Mari simak penjelasan Psikolog RS Pondok Indah Bintaro Jaya Jane Cindy Linardi.
Jane menerangkan bahwa Burnout terhadap tekanan pekerjaan merupakan masalah yang kerap dialami oleh pekerja. Pengaruhnya, hasil pekerjaan tidak optimal atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan.
Lampau apa pemicu masalah kesehatan mental di tempat kerja ?
Berbagai pemicu dapat menjadi faktor burnout pada seorang pekerja mulai dari beban pekerjaan, terlalu lelah dan lain sebagainya.
Baca juga : Sering Dianggap Sama, Apa Sih Perbedaan Antara Psikolog dan Psikiater?
“Masalah kesehatan mental di tempat kerja umumnya disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat dan sulitnya mengelola waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan skala prioritas. Selain itu, ada juga tendensi karyawan terpaksa mengerjakan hal-hal yang tidak sesuai dengan jobdesk-nya karena merasa sungkan untuk menolak permintaan dari atasan/senior.” Jernihnya.
Selain itu lamanya perjalanan menunu tempat kerja juga menjadi pemicu gangguan kesehata mental pekerja. Mulai dari jarak rumah antara kantor dan rumah pekerja yang lumayan jauh, kemacetan yang harus dihadapi sehari-hari. Hingga berdesak-desakan saat ingin berangkat maupun pulang menggunakan kendaraan umum. Tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi mood saat bekerja maupun setelah bekerja.
Tanda-tanda awal dari burnout yang sering kali tidak disadari oleh pekerja
Baca juga : Bunuh Diri Dianggap Sebagai Jalan Keluar dari Masalah Hidup yang Kompleks
Jane menjelaskan bahwa terdapat tanda-tanda yang harus diketahui, kadang kali pekerja tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kelelahan secara fisik dan mental. Ini dia beberapa tanda burnout yang kerap tidak disadari oleh pengidapnya:
• Tubuh cepat merasa lelah, meskipun sudah tidur dengan durasi yang cukup
• Mengalami perubahan pola tidur dan pola makan
• Menurunnya motivasi kerja
• Mulai menarik diri dari lingkungan sosial
Anda juga perlu mengetahui apabila lingkungan kerja sudah tidak mendukung kesehatan mental para karyawan. Berikut ini penjelsan Jane mengenai beberapa tanda lingkungan kerja tidak lagi mendukung kesehatan mental karyawannya antara lain sebagai berikut:
• Memberikan load pekerjaan yang berlebih, bahkan di luar jam kerja
• Eksisnya senioritas sehingga menekan junior (karyawan baru) untuk melakukan hal-hal di luar dari jobdesc-nya
• Enggak mendukung pertumbuhan profesional
• Enggak menghargai personal boundaries karyawan (di tanggal merah, akhir pekan, waktu cuti, dan sebagainya)
Baca juga : PR Mendikbud Baru: Kembangkan Kecerdasan Emosional Mahasiswa agar Enggak Gampang Depresi
Krusial untuk memastikan bagian human resource department (HRD) atau divisi sumber daya manusia memiliki psikolog industri dan organisasi agar dapat melakukan konseling karyawan secara berkala, sebab tidak semua perusahaan memiliki psikolog di bagian HRD.
Apa yang harus dilakukan bagi pekerja untuk menjaga kesehatan mental di tengah tuntutan pekerja yang semakin meningkat?
Berikut ini cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental, terutama dalam lingkup pekerjaan menurut jane:
• Mengetahui kapan harus membatasi diri dari beban pekerjaan yang ditanggung
• Mempunyai waktu untuk diri sendiri setelah pulang kerja atau saat akhir pekan
• Mempunyai waktu tidur yang cukup
• Rutin berolahraga
• Rutin melakukan aktivitas yang sesuai dengan hobi
Burnout di tempat kerja bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Menyadari tanda-tandanya sejak dini dan mengambil langkah untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menghindari kelelahan berkepanjangan. Jadi, mulailah prioritaskan diri Anda karena pekerjaan bisa menunggu, tetapi kesehatanmu tidak. (Z-10)