BUMN Kembangkan Kesempatan Bisnis Penyimpanan Karbon

BUMN Kembangkan Peluang Bisnis Penyimpanan Karbon
Kilang minyak Pertamina(MI/Ramdani)

PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) bergerak bersama mengembangkan potensi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Itu ditandai dengan penandatangan kerja sama dalam acara Indonesia International Sustainability Lembaga (ISF) 2024.

Kontrak kerja sama tersebut diteken oleh Direktur Penting Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dan Direktur Penting Pertamina Nicke Widyawati. Kerja sama itu disebut sebagai wujud komitmen perusahaan memimpin transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia nasional.

Rahmad menerangkan, pengembangan teknologi CCS dan CCUS menjadi salah satu elemen kunci dalam strategi Pupuk Indonesia untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission 2060.

Cek Artikel:  SIG dan Kementerian PU-Pera Beri Instrukturan Pekerja Pembangunan IKN

Baca juga : Pertamina International Shipping Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

“Sinergi Pupuk Indonesia dengan Pertamina adalah sebuah langkah yang cukup strategis. Pertamina memiliki carbon capture storage facility yang cocok digunakan untuk menyimpan CO2 dari Pupuk Indonesia yang purity-nya tinggi, jadi bisa langsung disuntikkan,” terangnya seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (8/9).

“Ini merupakan sebuah kolaborasi dua BUMN yang cukup strategis dan signifikan, karena melalui kerja sama ini, sebagian besar dari CO2 kita bisa terinjeksi,” tambahnya.

Kerja sama tersebut melingkupi kajian bersama, sharing knowledge, data, dan keahlian dari masing-masing perusahaan. Kolaborasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi Indonesia sebagai hub utama untuk CCS di Asia Tenggara.

Cek Artikel:  Sambangi Belanda, Wamentan Telaahi Kesempatan Tingkatkan Ekspor Pertanian

Baca juga : Kebijakan BBM Rendah Sulfur Disambut Positif

Diketahui, Indonesia memiliki potensi kapasitas untuk menangkap 4,3 gigaton karbon menggunakan teknologi CCS, menjadikannya hub utama di Asia Tenggara dalam pengembangan CCS.

Penandatanganan kerja sama itu juga menjadi bukti nyata dari sinergi antara dua BUMN, yang bersama-sama mendukung program Green Economy Pioneer 10 Years Roadmap Kementerian BUMN.

Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, kata Rahmad, Pupuk Indonesia juga secara aktif mengembangkan proyek CCS di beberapa lokasi strategis, termasuk di Aceh dan Lapangan Masela Langgeng, yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2030.

Teknologi itu tidak hanya akan mendukung penurunan emisi, tetapi juga akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan di masa depan.

Cek Artikel:  10 Pahamn Jokowi, Wamenkeu Kemiskinan Berkurang, Kelas Menengah Naik

“Jadi menurut kami, Pupuk Indonesia menyadari adanya tanggung jawab besar untuk mendukung pencapaian natural carbon emission. Oleh karenanya, kami melakukan langkah-langkah strategis dan juga langkah-langkah taktis untuk bisa mengurangi carbon emission dari kegiatan perusahaan,” pungkas Rahmad. (J-3)

 

Mungkin Anda Menyukai