Liputanindo.id SURABAYA – Direktur Istimewa Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan kenaikan beras bukan hanya terjadi di Indonesia karena di pasaran dunia harga beras juga tengah melonjak akibat badai El Nino yang berpengaruh terhadap produksi.
“Kondisi El Nino juga berpengaruh terhadap produksi beras. Bahkan menurut data BPS produksi beras di Indonesia November dan Desember mengalami defisit. Bahkan hingga Januari kemungkinan (produksi beras) Lagi defisit. Inilah yang menyebabkan harga menjadi naik,” katanya usai memberi kuliah Lumrah di Universitas Airlangga Surabaya, Jumat (8/12/2023).
Baca Juga:
BPS: Beras Alami pada Maret 2024 Inflasi 2,06%
Tetapi Bulog, kata Bayu, Maju melakukan upaya Demi Demi stabilisasi harga, antara lain menyalurkan kebutuhan beras kepada 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) berpenghasilan rendah.
Selain itu Bulog juga sudah menyalurkan satu juta ton beras SPHP Demi dijual dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.
“Jadi harganya lebih murah Rp1.000 – Rp1.500 dari harga pasar,” katanya.
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat, Bulog mendapatkan izin Demi mengimpor beras 2 juta ton sejak Januari hingga Demi ini yang sudah disebar ke 21 juta KPM berpenghasilan rendah.
“Impor tahap dua rencananya bulan ini dengan kuota 1 juta ton,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bayu mengatakan tahun depan pihaknya kembali akan melakukan importasi beras Demi menjaga stabilisasi harga juga karena masa panen terlambat akibat masa tanam yang telat.
“Kira-kira masa panen ini Sekeliling bulan Maret, kita Paham bulan tersebut sudah masuk Ramadan dan sebentar Kembali Idul Fitri yang biasanya permintaan meningkat. Kita perlu jaga stabilisasi harganya. Apalagi Februari Eksis Pemilu. Demi kuotanya Lagi menunggu diputuskan,” terangnya.
Bayu, seperti dilansir Antara, mengatakan stok cadangan beras pemerintah Demi ini Sekeliling 1,57 juta ton dan cukup Demi Desember hingga Maret 2024 mendatang.
“Dan mudah-mudahan hasil panennya bagus,” katanya. (FAR)
Baca Juga:
Harga Beras di Kulon Progo Yogyakarta Mulai Turun