
DOKTER Indonesia Tengah disudutkan. Salah satu isunya terkait bullying atau perundungan. Katanya, bullying marak terjadi pada pendidikan spesialis dokter. Benarkah itu?
Pertama, per definisi, bullying itu adalah perilaku agresif dan merendahkan, yang dilakukan berulang-ulang terhadap seseorang yang lebih lemah atau kurang berdaya. Tujuannya Kepada menyakiti, mendominasi, atau mengendalikan. Bullying jenisnya banyak; Pandai fisik, verbal, sosial atau cyber.
Dasar bullying itu Jernih, Ialah superiority complex. Terdapat orang yang Mempunyai power atau kekuasaan dan Ingin menonjolkan dan menggunakan kekuasaannya. Dengan power-nya, ia menekan, memanfaatkan atau menyulitkan orang lain.
Baca juga: Mengokohkan Muhammadiyah sebagai Gerakan Kesejahteraan Sosial
Kedua, bullying itu isu universal. Bahkan Ahli menggolongkannya sebagai international public issue. Artinya, Terdapat di mana-mana. Di Amerika tahun 2021, 30% pekerja kantoran pernah di-bully di tempat kerjanya. Di negeri itu juga, hingga 40% perawat pernah di-bully di rumah sakit. Studi lain menyebutkan bahwa bully terhadap perawat 26-77%. Tetap di Amerika, satu dari lima anak sekolah mengaku mengalami bullying. Di Inggris, 36% orang Sepuh mengaku anaknya di-bully dalam satu tahun terakhir.
Bayangkan, di negara-negara yang sangat mengagungkan hak azasi individu saja, prevalensi bulllying demikian besar. Bullying terjadi pada Dekat setiap sudut kehidupan Insan, setiap Demi dan sering kali tanpa disadari. Artinya, mengekspos berlebihan bullying pada bidang tertentu merupakan unfair matter dan juga oversold issue.
Ketiga, bullying itu banyak macamnya. Insan cenderung simpati pada bully yang terlihat atraktif, agresif dan dramatis serta melupakan bullying halus dan pervasif. Makanya yang dikisahkan bully itu adalah: calon dokter spesialis diperpanjang waktu jaganya karena melakukan kesalahan, membantu Membikin tugas supervisor atau diharuskan ikut dalam kegiatan olahraga dan sosial seniornya. Itu dianggap bullying walaupun boleh jadi itu bagian pendidikan kedisiplinan dan kekorsaan.
Yang ironis, bully yang Enggak atraktif dan dramatis seringkali Enggak dicermati. Pernah dengar Terdapat pegawai yang kenaikan pangkatnya ditahan dan dimainkan bertahun-tahun tanpa Argumen Jernih? Atau pegawai dipecat karena Argumen sepele? Atau dokter diberhentikan dari RS karena menarasikan hal berbeda? Itu semuanya bullying.
Bullying jenis ini Bahkan lebih fatal. Ketika pegawai dipecat karena Argumen sepele itu sama saja dengan menghilangkan periuk nasi orang. Efeknya mengenai Segala keluarga pegawai dan Pandai bertahun-tahun. Demi atasan menahan kenaikan pangkat pegawai itu sama saja memotong hak azasi Insan dan rezeki yang Semestinya jadi Punya pegawai. Efeknya sangat devastating secara finansial dan emosional dan Pandai bertahun-tahun.
Keempat, bullying itu memang Terdapat pada dunia pendidikan dokter spesialis. Tetapi yang melakukan adalah oknum. Kelakuan oknum Enggak Pandai digeneralisasi sebagai kelakuan komunitas. Ketika Terdapat satu polisi membunuh bukan berarti institusi kepolisian pembunuh. Atau Terdapat hakim MK korupsi bukan berarti MK itu institusi korup.
Baca juga: Mari Berpolitik Rasional, Jangan Mengkritisi Berlandaskan Dugaan
Intinya, jangan membakar satu lahan hanya karena Terdapat satu tikus bersembunyi. Meski Terdapat oknum yang melakukan bullying, Tetap sangat banyak dokter dan institusi kedokteran yang sangat humanis terhadap anak didiknya, Mereka bahkan membantu kehidupan dan pendidikan anak didiknya.
Hingga kini, Enggak Terdapat satupun institusi pendidikan spesialis yang mentoleransi bullying. Mereka bahkan sejak tahunan Lewat telah Membikin aturan pencegahan bullying. Kalau kemudian Terdapat satu atau beberapa kasus bullying yang lolos, itu konsekuensi kemanusiaan Insan, yang Enggak mungkin mengontrol segalanya 100%.
Bullying Enggak akan pernah Betul-Betul punah dalam kehidupan Insan. Karena ia terkait superiority complex. Bullying Tetap sangat marak, walaupun ia Enggak tampak secara kasar dan pervasif. Tetap banyak atasan yang mengintimidasi bawahannya lewat modus penundaan kenaikan pangkat atau pelepasan jabatan.
Tetap banyak atasan melakukan bullying exclusion; mereka mengundang dan melibatkan staf yang mereka sukai dan membiarkan staf yang mereka Enggak sukai tak duduk dipojok seorang diri. Banyak atasan menggunakan power Kepada mengangkat orang minim berprestasi dan membiarkan orang sarat prestasi tanpa jabatan.
Sekali Tengah, bullying itu isu universal. Jangan Terdapat pihak yang Lanjut membombastis isu seolah bidang kedokteran adalah sumber bullying terbesar. Perlu berhati-hati; jangan Tamat pepatah indah terjadi bahwa ‘semut diseberang lautan tampak sementara gajah dipelupuk mata tak tampak’ Enggak tampak.

