Bukti Baru Perlihatkan Militer Israel Sengaja Bunuh Tenaga Medis di Gaza

Ambulans yang membawa jenazah dari petugas kesehatan yang dibunuh Israel. Foto: Anadolu

Gaza: Bukti video terbaru terkait pembunuhan 15 tenaga penyelamat Palestina oleh Laskar Israel di Rafah telah muncul, memperlihatkan bahwa serangan terhadap konvoi medis tersebut bertentangan dengan klaim awal militer Israel.

Rekaman yang diambil dari ponsel salah satu korban menunjukkan ambulans Palang Merah Palestina dengan tanda yang Terang serta lampu darurat menyala ditembaki oleh Laskar Israel. Video tersebut juga menampilkan para tenaga medis menggunakan rompi reflektif, menegaskan bahwa mereka adalah tim penyelamat.

Dalam konferensi pers di Markas Besar PBB, pejabat Palang Merah Palestina (PRCS) mengungkap bahwa rekaman sepanjang Nyaris tujuh menit itu telah diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB sebagai bukti.

Intervensi baru ungkap fakta pembantaian

Tim penyelamat itu awalnya dilaporkan hilang Demi menanggapi seruan darurat dari Penduduk sipil yang terluka akibat serangan udara Israel di Rafah. Setelah berhari-hari tanpa kontak, jasad mereka ditemukan di dalam kuburan massal sedalam dua hingga tiga meter, dengan tubuh penuh luka tembak, menurut laporan Pertahanan Sipil Palestina.

Cek Artikel:  Lima Tewas dalam Ledakan Bom di Masjid di Pakistan

“Mereka dibunuh dalam seragam mereka. Mengemudikan kendaraan yang ditandai dengan Terang. Mengenakan sarung tangan mereka. Dalam perjalanan Buat menyelamatkan nyawa,” ujar Jonathan Whittall, kepala kantor kemanusiaan PBB di Palestina, seperti dilansir dari Middle East Eye, Senin 7 April 2025.

Kementerian Kesehatan Palestina menuduh Laskar Israel mengeksekusi tenaga medis, bahkan beberapa di antaranya dalam keadaan tangan terikat, sebelum akhirnya dikuburkan di Dasar reruntuhan ambulans mereka.

Dalam pernyataan awal, militer Israel mengklaim bahwa kendaraan tersebut digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina Buat operasi militer. Tetapi, kedua Golongan tersebut menolak tuduhan bahwa mereka memanfaatkan ambulans Buat keperluan militer.

Bukti video yang kini beredar membantah klaim militer Israel, yang sebelumnya menyatakan bahwa ambulans tersebut bergerak mencurigakan tanpa lampu darurat, sehingga Laskar menembakinya.

Rekaman tersebut memperlihatkan tenaga medis turun dari ambulans dan mobil pemadam kebakaran, Lampau mendekati sebuah ambulans yang rusak. Tak Pelan setelah itu, tembakan gencar menghantam konvoi, sementara Bunyi teriakan panik para petugas medis dan perintah dalam bahasa Ibrani terdengar di latar belakang.

Cek Artikel:  Dituduh Sebarkan Propaganda, Taliban Larang Pengawas HAM PBB Masuk Afghanistan

Salah satu tenaga medis terdengar mengatakan bahwa tentara Israel memberondong kendaraan mereka dengan peluru.

Ia kemudian terdengar berbicara kepada ibunya, dengan Bunyi penuh emosi:
“Ibu, maafkan Diriku. Ini jalan yang kupilih, Diriku Ingin menolong orang. Maafkan Diriku, Ibu. Diriku bersumpah, Diriku hanya Ingin membantu.”

Tuntutan Penyelidikan Global

Dalam pernyataan resminya, Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut bahwa bukti yang terungkap “membuktikan kebohongan tentara Israel”. Mereka menyerukan Penyelidikan Global yang independen Buat mengusut pembunuhan tersebut.

Di antara korban yang tewas, delapan diantaranya merupakan paramedis PRCS, enam lainnya adalah tim pencarian dan penyelamatan dari Pertahanan Sipil Palestina, serta satu staf dari PBB.

Menurut Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, kondisi korban menunjukkan adanya tindakan eksekusi brutal. 

Cek Artikel:  Trump Bantah Akan Kunjungi Rusia dan Temui Putin di Bulan Mei

“Salah satu korban ditemukan dengan kaki terikat, yang lain dalam kondisi tanpa kepala, dan satu Tengah tanpa Pakaian bagian atas,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kuburan massal tempat para korban ditemukan berjarak hanya beberapa meter dari kendaraan mereka, yang menunjukkan bahwa tentara Israel mengeksekusi para tenaga medis di Posisi sebelum membuang jasad mereka ke dalam lubang.

Insiden terparah terhadap tenaga medis sejak 2017

Berdasarkan laporan Komite Palang Merah Global, pembunuhan ini merupakan serangan paling mematikan terhadap pekerja Palang Merah/Pelang Merah di seluruh dunia sejak 2017.

Sementara itu, ibu dari salah satu paramedis yang terbunuh, Ashraf Nasser Arang Labda, mengungkapkan kesedihannya dalam wawancara dengan Middle East Eye pekan Lampau.

“Anakku adalah seorang relawan yang menolong orang-orang terluka. Dia Tak menerima gaji. Dia mencintai pekerjaannya dan mendedikasikan dirinya sepenuhnya Buat itu,” pungkas pernyataan ibu itu.

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai