BENCANA tanah longsor di Desa Kasimpar, Pekalongan, Jawa Tengah, yang terjadi pada Senin (20/1) malam Lampau bukan yang pertama kali terjadi. Desa itu juga pernah dilanda longsor tiga tahun Lampau.
Hal itu diungkapkan oleh Komandan Kodim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya. Ia mengatakan, pada tiga tahun Lampau di Letak yang sama yakni di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, juga pernah terjadi longsor, Tetapi Kagak Tamat menimbulkan korban jiwa karena pada Demi itu di Letak itu Tetap berupa kawasan perkebunan yang belum Terdapat penghuninya.
Kemudian dalam tiga tahun terjadi perkembangan di desa itu. Kawasan Desa Kasimpar berubah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi pelancong dari berbagai daerah, sehingga di Letak tersebut berdiri kafe, rumah penduduk, homestay hingga pemancingan.
Sehingga ketika bencana longsor tersebut kembali melanda, banyak korban jiwa berjatuhan, bahkan sebagian besar korban ditemukan meninggal merupakan wisatawan yang sedang berkunjung di desa itu, Bagus itu di kafe, homestay maupun rumah penduduk.
“Demi kejadian bersamaan hujan lebat dan sambaran petir, sehingga banyak Penduduk maupun wisatawan yang berteduh,” imbuhnya.
Korban Longsor Pekalongan
Pencarian korban bencana longsor di Desa Kasimpar, Kebupaten Pekalongan, Maju berlangsung sejak Kamis (23/1) pagi. Tim gabungan TNI, Polei, Basarnas, BPBD, relawan, dan Penduduk setempat kembali menemukan satu Tengah korban. Sehingga sudah 22 korban meninggal yang ditemukan hingga Kamis (23/1) siang
Diperkirakan Tetap Terdapat sejumlah korban yang Tetap terkubur di Rendah tumpukan tanah. Korban yang ditemukan adalah Diyatno, Penduduk Desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono, yang terkubur tanah sedalam dua meter Kagak jauh dari rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Kasimpar yang juga tertimbun material longsor.
“Saya mengenali korban itu Om saya, karena Terdapat Tanda khas-Tanda khas cacat di kaki,” ujar Darmanto, keponakan korban.
Sementara itu, sebanyak empat alat berat juga mulai diturunkan ke Letak Demi mempercepat proses pencarian terhadap korban bencana longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
Meskipun belum dapat menjangkau Letak longsor, alat berat diturunkan mulai Membangun jajan rintisan menuju ke titik longsor.
“Ya kita turunkan empat alat berat Demi mempercepat proses pencarian korban dan penanganan longsor di Pekalongan, meskipun Demi menjangkau titik itu cukup berat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan Kamis (23/1).
Meskipun hingga siang ini telah 22 korban meninggal ditemukan dan dievakuasi dalam tiga hari pencarian, diperkirakan Tetap Terdapat sejumlah korban yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan, sehingga kehadiran alat berat itu diharapkan dapat mempercepat pencarian dan sekaligus menangani longsor. (AS/J-3)