BP3MI Aceh Ungkap Kronologi Penembakan Sejumlah WNI di Perairan Malaysia

Kapal patroli maritim Malaysia. (Malaysian Defence)

Aceh: Sejumlah Penduduk negara Indonesia (WNI) dilaporkan telah ditembak aparat keamanan di perairan Malaysia beberapa hari Lampau. Seorang WNI tewas dan empat lainnya terluka dalam insiden penembakan ini.

Menurut laporan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, salah satu korban luka diketahui bernama bernama Muhammad Hanafiah. Sementara korban tewas, menurut keterangan KBRI Kuala Lumpur, adalah WNI berinisial B asal Riau.

BP3MI Aceh telah melakukan penelusuran sepanjang pada hari Minggu kemarin dengan hasil sebagai berikut:

1. Tim BP3MI Aceh telah berkoordinasi dengan pihak KBRI Kuala Lumpur terkait kebenaran kasus yang dialami Penduduk Aceh yang tertembak di perairan Malaysia – Indonesia Ketika akan pulang melalui jalur belakang tanpa pemeriksaan imigrasi;

Cek Artikel:  Sekjen ASEAN Puji Vietnam yang Memainkan Peran Proaktif dan Konstruktif

2. Dijelaskan bahwa KBRI Kuala Lumpur sudah terinfo kasus tersebut pada hari Sabtu. Tetapi, data lengkap korban Lagi menunggu dari pihak Malaysia dikarenakan Lagi dalam penyelidikan;

3. Pihak Imigrasi Malaysia menjanjikan update info dan data para korban pada Senin, 27 Jan 2025;

4. Tim BP3MI Aceh menelusuri alamat keluarga dan berkomunikasi langsung dengan Azhari, kepala desa Alue Bugeng Kab. Aceh Timur (085270683178). Azhari membenarkan bahwa Eksis warganya yang bernama Muhammad Hanafiah bekerja di Negara Malaysia;

5. Dari informasi Kepala Desa tersebut, petugas menghubungi keluarga korban an. Muzakir (082376667413, abang ipar);

6. Ketika berkomunikasi dengan muzakir, Tim BP3MI Aceh juga terhubung dengan istri korban an. Mawaddah;

Cek Artikel:  Kekasih Sesama Jenis di Korea Selatan Menang Gugatan, Berhak dapat Asuransi Kesehatan Negara

Kronologi Kejadian

Berdasarkan keterangan Mawaddah yang didapat BP3MI, disebutkan bahwa Muhammad Hanafiah menghubungi sang istri pada Kamis, 23 Januari, dan menyampaikan bahwa dirinya dalam masalah dan meminta istri Enggak menghubunginya. Pada Jumat pagi, korban menyampaikan akan pulang ke Aceh.

Pada Hari Jumat pukul 14.00 WIB, korban mengirimkan voice note melalui Whatsapp Demi menjelaskan keadaannya Enggak Bagus-Bagus saja, dan meminta istri melaporkan ke kantor polisi bahwa dia berada di dalam kapal sendirian. Ia meminta dijemput polisi di Kawasan Perairan Dumai.

Selanjutnya, korban mengirimkan Posisi keberadaannya di Kawasan pulau Carey. Dalam Siaran yang tersebar, Posisi kejadian penangkapan lima korban juga berada di pulau Carey,

Cek Artikel:  UNRWA Respons Hoaks Anggotanya Tewas Berbarengan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

Hingga  Sabtu sore, nomor telepon korban Lagi aktif. Tetapi istrinya Enggak dapat berkomunikasi Tengah Tamat dengan Sabtu malam karena nomor tersebut menjadi Enggak aktif.

Pihak BP3MI Aceh telah menyampaikan kepada istri dan keluarga korban bahwa Muhammad Hanafiah adalah salah satu korban yang berada dalam kejadian tersebut. Tetapi, Demi informasi kepastian data Lagi menunggu informasi dari Keimigrasian Malaysia pada Senin, 27 Jan 2025.

Ketika ini, Muhammad Hanafiah Lagi menjalani perawatan di rumah sakit.

“Kami akan Lalu memantau perkembangan penanganannya oleh Perwakilan RI di Malaysia dan pihak terkait dan keluarga PMI di Aceh,” ujar BP3MI Aceh.

Baca juga:  Menlu Sugiono Dorong Penyelidikan Mortalitas WNI oleh Aparat Malaysia

Mungkin Anda Menyukai