Bos OJK ‘Deg-degan’ Aktivitas Ekonomi Dunia Lanjut Melemah

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. Foto: dok YouTube OJK.

Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan pihaknya mewaspadai prospek aktivitas perekonomian dunia yang melemah, meski di tengah pelonggaran kebijakan moneter. Pertumbuhan ekonomi dunia terindikasi mengalami penurunan di mayoritas negara, utamanya di Amerika Perkumpulan (AS).

Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi di 2024 dengan diikuti tingkat pengangguran level tertinggi dalam enam bulan terakhir dan inflasi tinggi. The Fed memutuskan menurunkan suku bunga secara agresif sebesar 50 basis poin (bps).

Sementara itu, tekanan perekonomian di Eropa juga dikatakan semakin dalam terlihat dari penurunan outlook pertumbuhan dan proyeksi inflasi yang meningkat.

Cek Artikel:  Konsisten Implementasi Program Pemberdayaan Usaha Kecil, Bank DKI Terima Apresiasi dari BI


(Ilustrasi perlambatan ekonomi global. Foto: Freepik)

Di Tiongkok, melalui bank sentralnya atau People’s Bank of China (PBOC) bakal memangkas giro wajib minimum (GWM) perbankan sebesar 50 basis poin dalam waktu dekat. Mahendra menyampaikan, dengan pelonggaran kebijakan moneter sejumlah negara mendorong kenaikan likuiditas keuangan global.

“Kami mewaspadai prospek aktivitas perekonomian dunia yang melemah,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) September 2024 secara daring, dikutip Rabu, 2 Oktober 2024.
 

 

Risiko ketidakpastian masih tinggi

Mahendra menuturkan meskipun penurunan suku bunga acuan mendorong sentimen positif di pasar keuangan, namun sinyal pelemahan kinerja perekonomian global terlihat dengan tensi geopolitik masih persisten tinggi, dan koreksi terhadap harga komoditas mengakibatkan risiko ketidakpastian ke depan masih tinggi.

Cek Artikel:  Deputi Kemenko Marves: Pertamina Telaahi Pasok Listrik ke Afrika Selatan

“Hal ini perlu diwaspadai oleh sektor jasa keuangan dan melakukan langkah antisipatif yang ditemukan,” ungkap dia.

Dalam menghadapi situasi tersebut, OJK menerapkan berbagai strategi mitigasi risiko yang komprehensif, termasuk kebijakan pengawasan intensif guna menjaga stabilitas sistem keuangan dalam negeri.

Dalam hasil RDKB September, OJK menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih terjaga stabil dengan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif di tengah pemotongan tingkat bunga bank sentral di berbagai negara.

Mungkin Anda Menyukai