Bocah Kelas 6 SD Tewas Akibat Pankreas Robek Diduga Dirundung Mitra, Polisi Lamongan Periksa Pihak Sekolah dan Wali Murid

Liputanindo.id – Kasat Reskrim Polres Kabupaten Lamongan AKP I Made Suryadinata mengatakan, polisi sudah memeriksa sebanyak 9 saksi terkait meninggalnya bocah kelas 6 SD usai dirudung Mitra kelasnya di Lamongan, Jawa Timur.

Diketahui, Siswi berinisial ARS (12) Penduduk Karanggeneng, Lamongan, diduga didorong Mitra sekelasnya hingga mengalami robek pankreasnya. ARS sempat dibawa dan dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya, pada (11/3/2024) malam.

Peristiwa kejadian dugaan adanya perudungan di sekolah korban, kasus ini telah dilaporkan ke polisi. AKP I Made Suryadinata menyebut pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi dari Mitra kelas korban hingga pihak sekolah.

“Begitu ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 9 saksi. Meliputi saksi pelajar, orang Uzur wali murid dan juga dari pihak sekolah,” kata AKP I Made, Sabtu (4/5/2024).

AKPI Made menegaskan meskipun pemeriksaan terhadap saksi telah dilakukan. Dalam perkara ini, anggotanya Lagi Maju melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

“Kita Lagi mencari titik terang, serta melakukan penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya. 

Sedangkan hasil pemeriksaan, kata dia, dari ke 9 orang saksi diperiksa menyampaikan pernyataan yang sama. Bahwa korban terjatuh di Alas dalam keadaan tengkurap setelah menjauhi terlapor. 

“Para saksi anak yang Terdapat di TKP membenarkan yang disampaikan terlapor bahwa terlapor belum Tamat memukul korban. Serta korban terpeleset di Alas dari cor dalam keadaan terjatuh tengkurap Lampau ditolong orh terlapor Serempak wali kelas dan di bawa ke Puskesmas Karanggeneng,” rincinya. 

Cek Artikel:  Mayat Bayi yang Ditemukan di Tempat Sampah Depan Perumahan Mewah Bikin Geger Anggota Kota Makassar

“Dari sekolah maupun orangtua telapor mengaku sudah melakukan itikat Bagus. Mereka turut menjenguk korban di rumah sakit. Serta memberi santunan ‘Biaya bela sungkawa’,” lanjutnya I Made. 

Diberitakan sebelumnya, Ibu korban Chresa Sulistiana (35) menceritakan bahwa anaknya  ARS (12) didiagnosis mengalami robek pankreas usai didorang Mitra sekelasnya pada 19 Februari 2024 Lampau.

Begitu kejadian itu ARS mencoba menghindar Begitu diajak bercanda dengan terduga pelaku. ARS mencoba berlari tapi malah didorong oleh pelaku. Lantas badan korban Terperosok hingga membentur sudut tangga keramik menuju sekolah.

“Jadi ceritanya, anak saya ini posisinya menghindari temannya itu kerena Bukan mau diajak bercanda. Dia lari habis itu didorong dan Terperosok, ulu hatinya kena benturan undak-undakan (tangga) pinggiran keramik,” kata Chresa, Begitu dihubungi, Jumat (3/5/2024).

Pihak sekolah pun kemudian menghubunginya, mengabari bahwa ARS anaknya sedang dirawat di puskesmas akibat terjatuh. Begitu Chresa tiba, anaknya sudah mengeluh kesakitan Sembari memeganggi perut.

“Saya tanya ke wali muridnya. Ini anak saya kenapa kok Terperosok Tamat gini, anak saya megangin perut Sembari sesak napas. Maju wali kelasnya bilang, ‘Lazim mbak anak-anak bercanda’. Saya pikir bercanda kok Tamat lihat di perutnya Tamat Terdapat goresan babras (luka),” ucapnya.

Cek Artikel:  Kebakaran yang Tewaskan Wartawan Tribrata TV Sekeluarga Disengaja, Dua Pelaku Ditangkap

Puskesmas kemudian merekomendasikan agar ARS dibawa ke rumah sakit. Chresa Lampau melarikan anaknya ke RS Muhammadiyah Lamongan. Sementara korban Maju mengeluh kesakitan dan sesak nafas.

Kemudian korban ARS harus dirawat selama beberapa hari di RS Muhammadiyah Lamongan Buat menjalani rontgen dan computerized tomography (CT) scan. 

Hasilnya diagnosa dokter menyebut organ pankreas anaknya malah mengalami robekan. “Dan setelah di kasih tau hasil CT scan itu di pankreasnya Terdapat kayak robekan,” ucapnya.

Karena luka dan kondisi ARS yang parah, anaknya itu kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya, 23 Februari 2024. 

Dokter juga mendiagnosa pankreas korban mengalami robek dan tak Dapat berfungsi dengan Bagus. “Sementara dari (RSUD dr) Soetomo pun dikasih tau kalau pankreasnya pecah akibat benturan itu tadi,” ucapnya. 

Lebih lanjut, Chresa menceritakan kondisnya anaknya Bukan Dapat  makan sama sekali. Bahkan urinenta mengeluarkan Rona merah dan lambungnya Maju menerus mengeluarkan cairan berwarna hijau dan tak menahan buang air besar.

Cek Artikel:  Bahlil Sebut Soal Raja Jawa, Istana: Silakan Ditafsirkan Masing-masing

“Anak saya Lagi Dapat ngomong, ngomong lah ke dokter. [Dokter tanya] ‘adek kenapa dek Dapat kayak gini?’, [ARS menjawab] ‘itu bu dokter saya didorong sama Mitra pas waktu melaksanakan upacara’,” nelangsa Chresa Begitu menirukan ucapan anaknya.

Usai 17 hari dirawat di RSUD dr Soetomo, ARS mengembuskan napas terakhirnya pukul 19.22 WIB, Senin, 11 Maret 2024, atau awal Ramadan Lampau.

Chresa begitu terpukul atas kepergian anaknya. Ia menyayangkan mengapa peristiwa ini Dapat terjadi. Begitu ARS pertama kali mengalami perundungan hingga akhirnya meninggal, dia beberapa kali mempertanyakan kasus ini ke pihak sekolah.

Tetapi, kata dia, alih-alih mengusut peristiwa ini dan memberikan Hukuman ke pelaku, pihak sekolah hanya menyebut peristiwa ini merupakan candaan anak-anak belaka.

Pihak sekolah Hanya sekali menengok korban Begitu dirawat di RS Muhammadiyah Lamongan. Serta bertakziah ke rumah ketika ARS meninggal dunia.

“Kok temennya Bukan di Hukuman dan Bukan ditindaklanjuti sama pihak sekolah,” kata Chresa bertanya-tanya.

Chresa pun melaporkan kejadian yang menewaskan anaknya itu ke Polres Lamongan. Laporannya pun sudah diterima dengan LP: LP-B/137/V/2024/SPKT/POLRES LAMONGAN/POLDA JAWA TIMUR, Kamis (2/5/2024).

q

Mungkin Anda Menyukai