PENINGKATAN masyarakat berbasis demografis jadi kunci efektivitas pengelolaan sumber daya alam di suatu wilayah. Salah satunya di Kalimantan Barat yang merupakan salah satu Provinsi strategis yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Dengan populasi jumlah penduduk berjumlah 5,5 juta jiwa dan berdasarkan pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK-23) Kalimantan Barat mempunyai angka Total Fertility Rate (TFR) atau angka rata-rata jumlah anak per perempuan selama masa reproduksinya sebesar 2,18. Bilangan tersebut masih diatas nasional sebesar 2,14.
Dengan tantangan menurunkan dan menjaga angka TFR agar tetap ideal, BKKBN Perwakilan Kalimantan Barat yang dinahkodai oleh dr. Victor Palimbong mempunyai strategi berbasis demografi. Strategi tersebut diharapkan dapat memajukan pembangunan keluarga dan kependudukan di Kalbar.
“Provinsi Kalbar kaya akan sumber daya alam. Karena itu, pembangunan harus melibatkan dan menguntungkan penduduknya,” ujar dokter Victor dikutip Minggu (8/9).
Baca juga : Pertama Kalinya, BRIN Dilibatkan dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Perencanaan pembangunan harus selaras dengan kondisi demografis Kalbar dan manfaatnya harus dirasakan oleh seluruh penduduk. Menurutnya, perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga merupakan bagian integral dari pembangunan budaya, sosial, dan ekonomi. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
Dokter Victor menambahkan, perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga tidak lagi dipahami secara sempit sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi semata, akan tetapi sasarannya jauh lebih luas, yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat baik dalam arti fisik maupun non fisik termasuk spiritual.
“Pembangunan kependudukan dan keluarga tidak hanya bertujuan untuk mempengaruhi demografi, tetapi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam aspek fisik non fisik dan spiritual,” tambahnya.
Baca juga : BMKG: Titik Panas di Kalbar Mengalami Bingungkatan Signifikan
Menurutnya dampak perubahan dinamika kependudukan akan terasa dalam jangka waktu yang lama, sehingga seringkali kepentingannya diabaikan. Pemahaman konsep dan luasnya cakupan masalah kependudukan menyebabkan pembangunan kependudukan harus dilakukan secara lintas sektor dan lintas bidang.
“Oleh karenanya dibutuhkan bentuk koordinasi dan pemahaman mengenai konsep perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga secara tepat,” jelas dokter Victor.
Penduduk tumbuh seimbang dan berkelanjutan dapat dicapai apabila semua pihak dapat memahami dan mengerti dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat. Karena itu diperlukan perhatian khusus oleh para pihak.
“Dalam konteks perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga di Kalbar, perlu memperoleh perhatian khusus dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan,” tutup dokter Victor. *