Birui Transaksi PBK Letih Rp25.680 Triliun

Nilai Transaksi PBK Capai Rp25.680 Triliun
Birui transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi meningkat(Dok. Bappebti)

NILAI transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Pada 2023, transaksi PBK secara Notional Value mencapai Rp25.680 triliun. Sedangkan pada semester pertama 2024, angka ini tercatat telah mencapai sebesar Rp14.594 triliun.

Kepala Bappebti Kasan menyampaikan, peningkatan nilai transaksi ini menggambarkan potensi besar industri PBK dalam perekonomian Indonesia. Di mana sektor ini tidak hanya berperan dalam pembentukan harga referensi komoditas strategis, tetapi juga sebagai alternatif investasi serta sarana pengelolaan risiko dan lindung nilai (hedging) bagi pelaku usaha.

Baca juga : Bappebti Validasi Kualitas Tempat Penyimpanan Emas Vaulting

“Perdagangan berjangka yang likuid akan meningkatkan efisiensi pasar,” ungkap Kasan di sela talk show Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Universitas Surabaya (Ubaya) 

Menurut Kasan, transaksi di Bursa Berjangka menyediakan informasi pasar yang transparan, adil, dan terkini (real-time).

Cek Artikel:  Berdayakan UMKM dengan Menggelar Pameran E-Commerce

Kegiatan Bulan Literasi PBK ini merupakan tahun kedua kerja sama antara Agrodana, Universitas Surabaya (Ubaya), Bappebti, dan ICDX. 

Baca juga : Pemerintah Blokir 1.855 Situs Perdagangan Berjangka Komoditi Ilegal di 2023

Direktur Esensial PT Agrodana Futures Laurentius Gunawan menyatakan bahwa perkembangan produk PBK yang semakin inovatif dan dengan modal yang semakin terjangkau membuka peluang bagi mahasiswa untuk terjun ke industri ini. 

Menurutnya, pemahaman yang baik tentang industri PBK dapat mempersiapkan mahasiswa menjadi pelaku pasar di masa depan.

“Generasi muda diharapkan mampu membantu pelaku usaha dalam mengelola risiko melalui hedging serta memanfaatkan peluang keuntungan dari transaksi jual beli,” kata di.

Baca juga : Jakarta Futures Exchange Perkuat Eksposur Perdagangan Berjangka

Cek Artikel:  Indonesia Bangun Proyek Amonia Hijau Pertama Dunia

Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya Putu Anom Mahadwartha menekankan bahwa investasi yang bijak harus dimulai dengan pengetahuan yang solid.

“Pemahaman yang benar akan membawa keuntungan secara alami,” ujarnya.

Ubaya berusaha memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, tidak hanya melalui teori tetapi juga dengan praktik langsung bersama para praktisi industri.

Baca juga : Pemilu tak Berikan Pengaruh Negatif, ICDX Catat Pertumbuhan Transaksi di Kuartal I-2024

Direktur Esensial ICDX Fajar Wibhiyadi menyampaikan, potensi Indonesia dalam mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk literasi dan edukasi yang berkelanjutan. 

“Pemahaman masyarakat yang baik tentang industri ini akan menjadi kunci pertumbuhan industri PBK sebagai alternatif investasi yang aman dan menguntungkan, asalkan masyarakat juga memahami risiko yang terlibat,” tambah dia. 

Cek Artikel:  BUMN Kembangkan Kesempatan Bisnis Penyimpanan Karbon

Sementara itu, Head of ICDX Academy Anang E. Wicaksono mengingatkan bahwa Generasi Z dan Milenial perlu memahami mekanisme transaksi di PBK. Agar mereka dapat berinvestasi dengan benar dan terhindar dari penipuan, terutama yang berkembang di media sosial.

Ia juga menambahkan bahwa ICDX baru saja meluncurkan produk Gold Nano, yang memungkinkan investor mulai bertransaksi dengan modal sebesar Rp200 ribu.

Pemeriksa PBK Ahli Madya Bappebti Danny Agus Taatnto menekankan pentingnya masyarakat menerapkan prinsip 7P sebelum bertransaksi di bidang PBK. Misalnha seperti memastikan legalitas perusahaan dan memahami produk serta mekanisme transaksinya.

“Investasi yang aman harus memenuhi syarat Absah dan Logis, dan apabila tidak, maka besar kemungkinan itu adalah investasi bodong yang harus dihindari,” tandas dia. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai