Birokrasi Maling

MEMENANGI peperangan, perang apa pun, termasuk perang melawan judol alias judi online, memerlukan Laskar yang Tangkas, peralatan yang Ahli, penguasaan medan, strategi perang, dan sebagainya.

Selain itu, kata Sun Tzu, seorang jenderal legendaris dari Tiongkok, terkenal dengan karyanya The Art of War, ialah disiplin dan moral Laskar. Kitab yang terdiri dari 13 bab itu tak lekang oleh waktu, selama berabad-abad telah menjadi Panduan strategi dan taktik militer.

Menurut Sun Tzu, disiplin dan moral Laskar sangat Krusial Kepada meraih kemenangan. Laskar yang disiplin dan Mempunyai moral tinggi akan lebih Taat terhadap perintah dan lebih berani dalam pertempuran.

Dengan demikian, mental Laskar Mempunyai peran signifikan Kepada memenangi pertempuran. Tetapi, yang terpenting tentu saja mental komandan yang memimpin Laskar. Apabila komandan mentalnya lemah, Kagak Mempunyai ghirah Kepada perang, dan celakanya Kagak berintegritas, sudah Niscaya Laskar akan babak belur dalam medan pertempuran.

Salah satu demoralisasi Laskar dalam perang ialah pengkhianatan kepada Laskar dan bangsa mereka. Bentuk pengkhianatan bermacam-Ragam, Dapat menjual informasi, menjadi agen ganda, melemahkan diri sendiri, membiarkan musuh merajalela, bahkan membelot dari garis pertempuran.

Cek Artikel:  Jebakan Subsidi

Pengkhianatan dalam perang lazimnya Kagak gratis. Eksis ‘Ubah guling’ yang Dapat menguntungkan secara material. Prosesnya Kagak spontan, tetapi terencana, sistematis, dan bekerja sama dengan sejumlah pihak Kepada memuluskan jalannya ‘perselingkuhan’ tersebut.

Pemerintah sudah mengibarkan perang terhadap judi online. Mantan Presiden Joko Widodo termasuk sejumlah pembantunya, terutama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, menegaskan Indonesia darurat judi online. Korban-korban tak terhitung sudah berjatuhan.

Tekad pemerintahan Jokowi Kepada memerangi judi online dilanjutkan pemerintahan Prabowo. “Pemerintah Pak Prabowo tegas Kepada memberantas judi online. Ketegasan itu sangat tegas, dari Bapak Prabowo itu sangat tegas. Itu jadi salah satu prioritas beliau,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCO Hasan Nasbi di Jakarta, Rabu (30/10).

Walakin, genderang perang yang ditabuh Presiden Prabowo Kagak dibarengi kesiapan mental aparaturnya. Bukan kesalahan mantan Danjen Kopassus itu karena dia baru menjabat 20 Oktober, sementara pengkhianatan aparaturnya dalam perang melawan judi online diduga sudah berlangsung lelet.

Cek Artikel:  Kebiri Kimia di Laci Menteri

Di tengah upaya memerangi judi online yang hingga kini Tetap sulit menangkap bandarnya, sebanyak 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital diduga terlibat menjadi ‘beking’ ribuan situs judi online.

Para pelaku yang terlibat mulai pegawai Normal Tamat pejabat dan staf Ahli di kementerian yang dipimpin Meutya Viada Hafid. Mereka yang dibantu empat tersangka dari pihak swasta ‘menjaga’ ribuan situs tersebut diduga meraup Rp8,5 miliar per bulan. Para pelaku ditangkap aparat Polda Metro Jaya pada Jumat (1/11).

Menteri Meutya Viada Hafid menonaktifkan ke-11 pegawai tersebut sebagai upaya menjaga integritas dan kredibilitas institusi serta Kepada memudahkan proses hukum.

Menteri yang juga mantan jurnalis Liputanindo itu jangan berhenti pada penonaktifan 11 pegawai, tetapi harus ‘cuci Penyimpanan’ alias Kudus-Kudus secara total dari anasir-anasir jahat di kementerian yang dipimpinnya.

Para pegawai itu sebelumnya diberi kewenangan Kepada memantau dan memblokir situs judi online, tetapi mereka malah ‘main mata’ dengan melindungi situs tersebut.

Sebelumnya, pemerintahan era Jokowi mengakui perang terhadap judi online tak Dapat dihadapi secara business as usual, tetapi melalui pembentukan satuan tugas (satgas) judi online melalui Keppres Nomor 21 Tahun 2024. Unit pencegahan dan penindakan judi online ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Cek Artikel:  Zaken Kabinet

Seiring dengan merebaknya praktik haram itu, jumlah korban di masyarakat yang terjebak dalam pusaran judi online semakin banyak, yakni mencapai 2,37 juta penduduk.

Dari data itu 80% di antaranya merupakan kalangan menengah ke Rendah. “Klaster nominal transaksinya Kepada menengah ke Rendah itu antara Rp10 ribu Tamat Rp100 ribu,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto Ketika konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/6).

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), laporan transaksi keuangan mencurigakan judi online Maju meningkat setiap tahun. Nilai transaksi judi online pada 2024 ini secara akumulatif mencapai Rp600 triliun.

Mengatasi keadaan darurat diperlukan upaya extraordinary Kepada menanganinya. Utamanya membersihkan birokrasi Kemenkomdigi dari mental maling dan mental ‘86’ aparat penegak hukum lainnya dalam menghadapi para aktor judi online, Bagus yang di depan layar, belakang layar, dan ‘musuh-musuh dalam selimut’. Tabik!

 

Mungkin Anda Menyukai