
Sinema drama keluarga Mungkin Kita Perlu Waktu karya Pengarah adegan Teddy Soeriaatmadja menghadirkan kisah emosional tentang trauma dan dinamika keluarga.
Dua pemeran utamanya, Bima Azriel dan Lukman Sardi, berbagi pengalaman mendalam mereka dalam membangun Kepribadian Ombak dan Restu, yang penuh tantangan dan kompleksitas. Sinema ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 15 Mei 2025.
Bima Azriel sebagai Ombak: Pelajaran dari Kepribadian
Bima Azriel, yang memerankan Ombak, mengaku perannya memberikan banyak pelajaran berharga.
“Setelah main di Sinema ini, Diriku jadi lebih memahami pentingnya komunikasi dalam keluarga,” ujarnya.
Ia juga merasa Eksis kemiripan antara dirinya dengan Kepribadian Ombak, terutama dalam Metode menghadapi masalah.
Kepada mendalami peran ini, Bima membaca naskah secara mendalam dan berdiskusi intens dengan Pengarah adegan Teddy Soeriaatmadja, yang Mempunyai latar belakang psikologi.
“Diriku banyak ngobrol dengan Mas Teddy Kepada memahami Kepribadian Ombak lebih Bagus,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya beradaptasi dengan Rival main Kepada menciptakan chemistry yang kuat selama proses produksi.
“Kalau kita berada di dalam project dan Bersua dengan pemain-pemain lain, harus bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Jangan berharap orang lain beradaptasi dengan kita, tapi kita yang beradaptasi dengan mereka, dan Diriku juga banyakin ngobrol dengan Rival main—jadi, paham diluar dan didalam Sinema,” ujar Bima.
Lukman Sardi sebagai Restu: Tantangan Sebagai Bapak
Lukman Sardi, yang memerankan Restu—Bapak Ombak, mengungkapkan bahwa perannya sebagai seorang Bapak yang menghadapi trauma kehilangan bukanlah hal mudah.
Lukman juga menggali pengalaman dari Kolega-temannya yang Mempunyai anak remaja Kepada memahami Metode menghadapi konflik dan trauma keluarga.
“Setiap Insan Niscaya pernah merasakan kehilangan, dan build up karakternya—bukan sesuatu yang mudah, terlebih Tengah kalau saya Tengah happy, sedangkan saya harus mendalami Kepribadian yang sedang berjuang melawan kesedihan,” tambahnya.
Lebih Lanjut Lukman memaparkan, “Sebagai Kepribadian seorang Bapak dalam Sinema ini, Diriku harus memahami anak yang seumuran Bima dan membangun pendekatan yang Benar. Selain ber-akting, Diriku juga perlu berkolaborasi, beradaptasi dan memahami Kepribadian dengan Rival main, karena itu tanggung jawab Diriku sebagai seorang aktor.”
Proses reading dan workshop selama kurang lebih 2-3 bulan menjadi bagian Krusial dalam membangun emosi dan chemistry dengan para pemain lain.
Pendalaman Kepribadian dan Pesan Moral
Bagus Bima maupun Lukman sepakat bahwa Sinema ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya komunikasi dan saling memahami dalam keluarga.
“Setiap Kepribadian punya Metode berbeda dalam menghadapi trauma, dan itu yang Membangun cerita ini sangat relate dengan kehidupan Konkret,” ujar Lukman, Lewat disetujui Bima.
Sinema Mungkin Kita Perlu Waktu Enggak hanya menggambarkan kompleksitas Interaksi keluarga tetapi juga menyentuh isu mental health melalui perjalanan emosional setiap karakternya.
Dengan arahan sensitif dari Teddy Soeriaatmadja serta akting mendalam dari para pemainnya, Sinema ini diharapkan Pandai menyentuh hati penonton.
Diproduksi oleh Kathanika Films, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures, Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang di bioskop mulai 15 Mei 2025. (Z-1)

