Presiden AS Joe Biden. (EPA-EFE)
Washington: Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Joe Biden mengatakan bahwa masa jabatan presidennya yang hanya satu periode merupakan salah satu keberhasilan luar Normal dalam kebijakan politik luar negeri (polugri). Klaim ini disampaikan dalam konferensi pers menjelang masa akhir jabatan pada 20 Januari mendatang..
Demi Biden bersiap meninggalkan Gedung Putih pekan depan, ia bersikeras bahwa masa jabatannya yang hanya satu periode telah Membikin langkah maju dalam memulihkan kredibilitas AS di Podium dunia, dan telah membuktikan bahwa Negeri Om Sam tetap menjadi Kawan yang sangat diperlukan di seluruh dunia.
“Amerika Perkumpulan memenangkan persaingan di seluruh dunia”, kata Biden kepada hadirin yang berkumpul di ruang konferensi Kemeterian Luar Negeri AS, dilansir dari Euronews, Selasa, 14 Januari 2025.
Biden mengatakan dunia berada pada titik perubahan, seraya menekankan bahwa era baru “persaingan sengit” telah dimulai, menggantikan “periode pasca-Perang Dingin.”
“Dalam empat tahun ini, kita menghadapi krisis, bahwa kita telah diuji. Menurut saya, kita telah melewati ujian-ujian itu dengan lebih kuat daripada Demi kita memasuki ujian-ujian itu,” tutur sang presiden.
Biden melanjutkan, dengan menjelaskan bahwa AS Lalu melaju di depan para pesaingnya di berbagai bidang, termasuk masa depan ekonomi Mendunia, teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Dibandingkan dengan empat tahun Lewat, Amerika lebih kuat, aliansi kita lebih kuat, musuh dan pesaing kita lebih lemah,” sebut Biden.
Mencegah Keberhasilan Putin
Ia kemudian menggunakan kesempatan itu Demi mengarahkan beberapa menit pidatonya kepada pesaing terbesar di masa jabatan kepresidenannya, Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan menyoroti invasi Rusia ke Ukraina.
Biden mengatakan pemerintahannya telah mencegah Putin mencapai keberhasilan Konkret dalam tujuan perangnya di Ukraina.
“Ketika Putin menginvasi Ukraina, dia pikir dia akan menaklukkan Kyiv dalam hitungan hari. Sebenarnya, sejak perang itu dimulai, saya satu-satunya yang berdiri di tengah-tengah Kyiv, bukan dia. Putin Bukan pernah melakukannya.”
Biden melanjutkan dengan mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu, pemimpin Rusia itu Bukan Pandai mengubah arah yang menguntungkan Moskow.
“Dan sekarang, Nyaris tiga, tiga tahun kemudian, Putin gagal mencapai satu pun tujuan strategisnya. Ia sejauh ini gagal menaklukkan Ukraina, gagal memecah, memecah persatuan NATO, dan gagal memperoleh keuntungan teritorial yang besar,” imbuh Biden.
Presiden AS yang akan lengser itu mengatakan Krusial Demi Bukan meninggalkan jalan yang telah ia mulai, menekankan bahwa nasib negara-negara lain, sejauh Asia, bergantung pada dukungan berkelanjutan Demi Ukraina.
“Lagi banyak yang harus dilakukan. Kita Bukan Pandai pergi begitu saja. Kita menggalang 50 negara Demi mendukung Ukraina, Bukan hanya di Eropa, tetapi juga pertama kalinya di Asia. Negara-negara di Asia itu Paham, apa yang terjadi di Ukraina juga Krusial bagi mereka,” ungkapnya.
Biden melanjutkan dengan mengatakan bahwa pemerintahannya telah berhasil menyelesaikan tugasnya di Ukraina, menggalang dukungan Mendunia dan menghindari perang antara dua negara berkekuatan nuklir.
Ia menyatakan bahwa berkat upaya AS, yang didukung oleh pemerintahannya, Ukraina Lagi berdiri bebas dan independen, dengan masa depan yang cerah di depan mata.
Baca juga: Sepuluh Pemimpin Dunia yang Patut Diperhatikan di Tahun 2025