liputanindo.com – Sobat sekalian, gelaran Balap Kelas Asia Production 250/AP250 musim 2019 sudah memasuki beberapa seri. Selain perubahan regulasi di sisi elektronik dengan menghadirkan Sistem Elektronik yang sama ( Menggunakan ECU Aracer) Juga ahdir beberapa Regulasi lain yang berubah seperti misalnya di detail suspensi, terutama suspensi depan. Seperti apa Regulasinya dan Perbedaannya dengan regulasi suspensi AP50 Musim 2019? Kita akan Bicara detail perubahan regulasi Suspensi AP250 Mulai 2019 dengan praktisi lapangan Berkualitas dari Team dalam hal ini AHRT maupun dari Praktisi suspensi dalam hal ini ADD+
Yap di regulasi 2019 tertulis bahwa “Internal Dampers can be Modified, replaced or added ” ini mengartikan jeroan dari suspensi depan Demi Musim 2019 kelas AP250 platformnya sudah boleh berbeda dengan jeroan Suspensi depan dari Produksi massalnya sob.
Sebagai Teladan kasus Seperti Kita ketahui bahwa suspensi depan upside down Honda CBR250RR versi Produksi massal adalah Bertipe SFF ( separated Function Fork ) dimana Fungsi antara Garpu sok USD depan Kanan berbeda dengan Garpu kiri ( silahkan simak artikel Tertentu Demi pembahasan lebihdalam soal SFF CBR250RR )
Menurut salah satu Crew AHRT Mas I Made Yoga Widnyana yang sempat menuliskan komentarnya di Akun IG @liputanindo “Regulasi AP250 tahun 2017-2018, struktur internal suspensi harus mengikuti versi mass-pro” . Sehingga pada dasarnya CBR250RR yang memberikan gelar Pemenang Asia Buat Gerry Salim dan Rheza Danica Ketika itu jeroan suspensi depannya juga ikut beda kanan dan Kiri
Mas Yoga Menambahkan ” Tapi regulasi 2019 jadi free alias bebas. Mau ngikut maspro boleh, custom juga boleh.” . . . So Mulai Musim 2019 suspensi depan CBR250RR team AHRT terlihat mulai berbeda dibandingkan dengan Musim 2018 dimana internal dampernya Sama antara Kanan dan Kiri. Sebenarnya mana Lebih bagus antara SFF atau atau dua dua fork sama dampernya ?
Mas Yoga Menambahkan analisa pribadinya : ” Minus mungkin bobot tambah dikit karena Terdapat tambahan spring dan damper. Plusnya mungkin settingan Pandai lebih detail. Sisanya sama, karena settingan spring dan damper Pandai di-convert langsung dari single type (Pelan) ke twin type (baru). “
Sementara itu Praktisi Suspensi dari ADD+ menambahkan di kolom komentarnya “sedikit menambahkan, menurut saya pribadi lebih bagus yang Kagak sff, Atau kiri kanan sama, karena kerja damping Kagak terlalu berat dan berhubungan dengan ketahanan oli. ” Opini ADD+ ini dioba diperkuat dengan fakta empirik lapangan di mana AHRT akhirnnya memilih non-SFF. Mengenai hal ini ADD+ menambahkan Logikanya ” Terdapat perubahan regulasi di 2018 dan 2019, kalau memang lebih bagus sff kenapa nggak Guna sff Tengah saja. “ . .
Bicara Balap/ racing Nggak di kelas AP250 Tamat kelas MotoGP kita akan sering Bersua dengan hal hal kompromistis yang perlu diputuskan dan dicari mana yang terbaik.
Taufik of BuitenZorg