Biar Nggak ‘Sempit Horor’, Begini Langkah Hindari Stagnansi di Jalur Puncak Begitu Nataru

Kemacetan jalur Puncak. Foto: dok MI/Bary Fathahilah.

Jakarta: Memasuki masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Insitut Studi Transportasi (Instran) menyoroti pentingnya strategi dalam menghadapi lonjakan jumlah pergerakan masyarakat Bagus yang akan mudik merayakan Natal maupun masyarakat yang akan memanfaatkan waktu libur Buat berwisata.

Survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan mencatat potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada Nataru 2024/2025 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila pada periode Nataru 2023/2024 jumlah pergerakan masyarakat mencapai 107,63 orang, maka pada Nataru 2024/2025 pergerakan masyarakat diprediksi mencapai 110,67 orang.

Pada libur Nataru kali ini, sebanyak 55,86 juta orang (19,84 persen) masyarakat diperkirakan akan melakukan pergerakan antar provinsi dan 54,81 juta orang (19,46 persen) akan melakukan mobilitas dalam provinsi. Salah satu destinasi wisata yang menjadi tujuan favorit masyarakat, khususnya masyarakat Jabodetabekpunjur, adalah Kawasan Puncak, Bogor.

Kawasan Puncak menjadi destinasi favorit sejak 1970-an karena menawarkan pemandangan pegunungan yang indah dan udara yang segar. Bagi masyarakat perkotaan seperti di Jabodetabek, liburan ke Puncak menjadi tujuan ideal Buat melepas rutinitas dengan mengunjungi tempat yang menawarkan suasana alam dan udara segar.

Tetapi, daya tarik Kawasan Puncak sebagai tujuan wisata Tak berbanding lurus dengan peningkatan tata kelola kawasan dan insfrastruktur jalan menuju ke Puncak secara signifikan, sehingga sering mengalami kemacetan parah akibat tingginya volume kendaraan pribadi menuju Posisi wisata seperti Taman Safari, Gunung Pancar, hingga Agrowisata Gunung Mas. Tak hanya di masa libur panjang saja, kemacetan Lampau lintas di jalur puncak juga terjadi pada libur akhir pekan Sabtu dan Minggu.

Cek Artikel:  Jokowi Formalkan 30 Ruas Jalan di Sumut Sepanjang 209 Km, Telan Biaya Rp868 Miliar

Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya “Sempit horor” berulang, maka Instran telah mengadakan Percakapan publik bertajuk “Destinasi Wisata Alternatif di Jabodetabekpunjur dalam Menjawab Tantangan Kepadatan Lampau Lintas Masa Libur Nataru” pada 13 Desember 2024 Lampau di Bogor, Jawa Barat.

Percakapan ini menghadirkan rekomendasi konkret, Yakni:

  1. Strategi mengatasi tantangan kemacetan Buat menghindari stagnansi di Kawasan Puncak.
  2. Destinasi wisata alternatif di sebagai pilihan masyarakat Buat berlibur.
  3. Tata kelola Kawasan Puncak sebagai kawasan perkotaan dan wisata sebagai upaya jangka panjang.

 

 

Strategi mengatasi kemacetan kawasan Puncak

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan memproyeksikan volume Lampau lintas keluar Jakarta melalui Gerbang Tol Ciawi mulai dari H-7 Natal 2024 s.d H+3 Tahun Baru 2025 mencapai 704.736 kendaraan.

Bilangan tersebut meningkat. Sebesar 1,9 persen dibandingkan volume kendaraan yang melintas pada momentum yang sama 2023 Lampau. Kasubdit Angkutan Orang BPTJ, Bayu Sutanto, menyampaikan skenario Buat mengantisipasi peningkatan volume Lampau lintas di Kawasan Puncak berdasarkan data tersebut adalah melalui Skema Ganjil-Genap serta buka tutup Lampau lintas dengan sistem satu arah.

Di samping itu, dia juga mengingatkan potensi kemacetan yang mengular Tiba dengan pintu keluar Gerbang Tol CIawi akan mengganggu akses Tol Bocimi sehingga perlu menjadi perhatian.

Kaur Operasional Satlantas, Iptu Ardian Novianto Ashari menyampaikan rencana pengamanan jalur Operasi Lilin Lodaya 2024 dengan strategi Langkah Bertindak (CB). Strategi CB secara Bergerak dilakukan dengan penempatan personil pada jalur Istimewa Posisi rawan Sempit, kecelakaan, dan pelanggaran Lampau lintas.

Cek Artikel:  Harga Cabai dan Ayam Kompak Melonjak pada Senin 9 September 2024

Pemasangan water barrier, traffic cone, dan tolo-tolo serta rekayasa Lampau lintas car free night, one way terpenggal dan one way panjang apabila terjadi kepadatan Lampau lintas juga menjadi upaya penanganan Lampau lintas di Kabupaten Bogor. Polres Bogor Tak hanya Pusat perhatian pada mobilitas wisatawan tetapi juga pada kelancaraan masyarakat yang akan beribadah di gereja Begitu Nataru.


Kendaraan terjebak kemacetan panjang di Simpang Gadog menuju puncak, Bogor, Jawa Barat. Ilustrasi Foto: dok MI/BARY FATHAHILAH
 

Destinasi wisata alternatif libur Nataru di Jabodetabekpunjur

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, merespons lonjakan wisatawan di suatu kawasan pada momentum tertentu sebagai overtourism yang Bahkan menimbulkan kejenuhan.

Kawasan Bandung Raya dan Bogor Raya sudah overtourism, sehingga menyulitkan Dinas Perhubungan dan Kepolisian dalam mengatur Lampau lintas serta mendapat keluhan dari wisatawan. Disparbud Jawa Barat mempromosikan Indramayu, Cirebon, Majalengka, dan Kuningan sebagai destinasi wisata alternatif pada libur Nataru Buat dapat dieksplorasi masyarakat yang Ingin mendapatkan pengalaman baru.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Jakarta juga telah menyiapkan berbagai atraksi bagi masyarakat menikmati momen Nataru 2024/2025. Kepala Bidang Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Iffan,  menyampaikan atraksi malam tahun baru telah disiapkan di Silang Monas, festival di sepanjang Jalan M.H. Thamrin dan Sudirman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ancol, dan lain-lain. Berbagai atraksi tersebut merupakan upaya Buat memberikan hiburan (entertainment) yang terjangkau bagi masyarakat Jakarta berbagai kalangan.
 

Cek Artikel:  DHE Wajib 100% hingga Kinerja Ekspor Tertekan

Tata kelola kawasan perkotaan dan wisata Puncak jangka panjang

Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyoroti aspek sosiologis masyarakat yang berwisata ke Puncak karena biayanya yang terjangkau dibandingkan tujuan wisata lain.

Persoalan overtourism pada jangka panjang perlu ditangani melalui pemetaan minat Tertentu wisatawan yang ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas tujuan wisata berdasarkan tipologi destinasi dan daya tampung optimal.

Pemerintah perlu mengkalkukasi besaran kontribusi wisatan ke Puncak yang berdampak pada peningkatan akses dan Kawasan Puncak. Sektor wisata, perhubungan, dan infrstruktur (Pekerjaan Lazim) perlu berkolaborasi Buat perbaikan tata kelola Kawasan Puncak agar berimplikasi pada peningkatan ekonomi, jaringan layanan angkutan Lazim, dan pengalaman wisata masyarakat.

Berdasarkan Percakapan tersebut, berbagai strategi dalam menghindari stagnansi di jalur Puncak Begitu Nataru 2024/2025 telah diulas secara intens. Oleh karena itu, Instran Berbarengan pemerintah Lalu mengimbau kepada masyarakat Buat dapat lebih mindful (berkesadaran) dalam memilih destinasi wisata pada masa libur akhir tahun besok.

Berbagai destinasi wisata alternatif di sekitaran Bogor selain kawasan Puncak Tetap sangat banyak. Selain adanya kecenderungan lonjakan volume kendaraan di sejumlah titik wisata favorit seperti kawasan Puncak, diharapkan masyarakat juga dalam pemilihan destinasi liburan Nataru dapat mempertimbangkan kondisi cuaca, kepadatan Lampau lintas, dan tentu saja keselamatan perjalanan. Selamat berlibur!

Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN)
Ki Darmaningtyas

Mungkin Anda Menyukai