BI Sibuk Jaga Rupiah di Tengah Gonjang-ganjing Tarif Trump

Gedung Bank Indonesia. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyatakan komitmennya Demi menjaga kestabilan nilai Salin rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder).

“Hal tersebut dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas Demi kebutuhan perbankan dan dunia usaha, serta menjaga keyakinan pelaku pasar,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 5 April 2025.

Wabilkhusus soal gonjang-ganjing tarif yang dikenakan oleh Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump, BI mengaku Lagi akan Maju memonitor perkembangan pasar keuangan Dunia dan juga domestik.

Cek Artikel:  KAI Luncurkan Tiga KA Baru, Ini Jadwal Perjalanannya

Diakui Ramdan, pascapengumuman tarif Trump tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh Tiongkok pada 4 April 2025, pasar bergerak Luwes.

“Dimana pasar saham Dunia mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga Anjlok ke level terendah sejak Oktober 2024,” papar Ramdan.
 


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Impor dari Indonesia kena tarif 32%

Dalam pengumumannya, Trump menyampaikan bagan tentang tarif timbal balik (resiprokal). Bagan tersebut menunjukkan berbagai negara dan kawasan akan menghadapi tarif yang berbeda.

Misalnya Tiongkok akan menghadapi tarif 34 persen, Uni Eropa 20 persen, Vietnam 46 persen, Jepang 24 persen, India 26 persen, Korea Selatan 25 persen, Thailand 36 persen, Swiss 31 persen, Indonesia 32 persen, Malaysia 24 persen, dan Kamboja 49 persen.

Cek Artikel:  BPD DKI Formalkan Kebun Hidroponik dan Serahkan Sokongan Pendidikan Bagi Penyandang Cerebral Palsy

Trump mengklaim Kenalan dagang lainnya memberlakukan hambatan nonmoneter terhadap AS. Bagan tersebut menggambarkan tarif yang dibebankan oleh berbagai negara atau kawasan kepada AS, termasuk manipulasi mata Duit dan hambatan perdagangan.

Mungkin Anda Menyukai