BI Pertahankan Bangsa Tumbuh Acuan, Apindo Ekonomi Lebih Kondusif

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Apindo: Ekonomi Lebih Kondusif
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI)(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

KETUA Lumrah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mendukung keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan Bangsa Tumbuh Acuan atau BI Rate di level 6%. Menurutnya, langkah tersebut Membangun ekonomi Indonesia tetap kondusif di tengah masa transisi atau peralihan pemerintahan dan ketidakpastian Dunia.

“Kami mendukung keputusan BI tersebut karena ini prudent atau bijaksana dan kondusif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ungkap Shinta kepada Media Indonesia, Rabu (16/10).

Keputusan BI tersebut juga dianggap sebagai hal yang realistis Menyaksikan tekanan eksternal yang meningkat, khususnya terkait eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. Serta, rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika Perkumpulan (AS) karena proyeksi terhadap kinerja pasar AS yang lebih positif.

Cek Artikel:  Elsam Pertanyakan Keamanan Data Keuangan Pribadi Masyarakat

“Belum Kembali dalam minggu-minggu ini secara domestik kita akan melakukan transisi kepemimpinan yang Pandai menciptakan volatilitas dan spekulasi pasar yang berlebihan,” terang Shinta.

Ke depan, Shinta Menyaksikan Eksis ruang bagi BI Buat menurunkan BI Rate pada akhir tahun seiring proyeksi penurunan Bangsa Tumbuh AS atau fed fund rate (FFR) dua kali di tahun ini.

“kami meyakini BI akan Lalu berupaya Buat menurunkan Bangsa Tumbuh hingga akhir tahun bila risiko-risiko yang dihadapi dari sisi moneter juga lebih rendah,” pungkasnya.

Kebijakan makroprudensial 

Dihubungi terpisah, ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menyebut penggerak ekonomi bukan selalu bergantung dari sisi Tumbuh acuan. Tetapi, BI juga memperkuat kebijakan makroprudensial yang Luas Buat mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas tumbuh. 

Cek Artikel:  Defisit APBN Makin Lebar hingga Rp153,7 Triliun

“Upaya ini diarahkan Buat mendorong penciptaan lapangan kerja, termasuk kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” ucapnya. 

Hosianna mengatakan pertumbuhan kredit tetap kuat di sebagian besar sektor ekonomi, terutama di layanan bisnis, perdagangan, industri, pertambangan, dan transportasi. Per September 2024, kredit modal kerja tumbuh sebesar 10,01% secara tahunan atau year on year (yoy), kredit konsumsi sebesar 10,88% yoy, dan kredit investasi sebesar 12,26% yoy. 

Pembiayaan syariah meningkat sebesar 11,37% yoy, sementara kredit UMKM naik sebesar 5,04% yoy. 

Ekonom Bank Danamon Indonesia itu juga berkeyakinan dengan inflasi yang terkendali, BI berpeluang memangkas Bangsa Tumbuh acuan kembali guna mendorong pertumbuhan ekonomi Sembari memantau stabilitas rupiah dengan mempertimbangkan arah Bangsa Tumbuh The Fed. (Ins/M-4)

Cek Artikel:  Pertamina Dampingi 13 Grup Usaha Perhutanan Sosial

 

Mungkin Anda Menyukai