BI dan Pemprov Jatim Undang 13 Investor Asing di Perhimpunan EJID 2024

Liputanindo.id SURABAYA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan ‘East Java Investment Dialogue (EJID) 2024’ guna mengundang 13 investor dari Amerika Perkumpulan, Tiongkok, Jepang, India, Australia, Singapura, Belanda, Italia, Jerman, Bangladesh.

Kegiatan yang mengusung tagline ‘Boosting Up Growth, Driving Sustainability’ ini merupakan sinergi  mengakselerasi kinerja investasi Jawa Timur yang berkelanjutan, sekaligus rangkaian ‘East Java Investment Perhimpunan (EJIF) 2024’ yang akan diselenggarakan pada Oktober mendatang.

“Solidnya kinerja perekonomian Jawa Timur sejalan dengan realisasi penanaman modal di Jawa Timur yang merupakan tertinggi ketiga di Indonesia,” kata Pj Gubernur Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono dalam sambutannya di Hotel Westin Surabaya pada Rabu (17/7/2024).

Cek Artikel:  Generasi Milenial Didorong Bisa Kelola Pertanian

Adhy juga mengatakan dalam rangka menciptakan iklim investasi yang lebih efisien dan kondusif, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah membentuk East Java Investment Hub.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea melalui siaran pers Kamis (18/7/2024) menambahkan bahwa investasi merupakan salah satu penopang utama perekonomian Jawa Timur, sehingga kegiatan EJID diharapkan dapat berkontribus dalam mendukung resiliensi ekonomi Jawa Timur, khususnya melalui akselerasi investasi yang berkelanjutan.

Dihadiri lebih dari 200 undangan, termasuk 13 investor luar negeri (AS, Tiongkok, Jepang, India, Australia, Singapura, Belanda, Italia, Jerman, Bangladesh), EJID 2024 membahas berbagai peluang investasi strategis di Jawa Timur bersama Kementerian Investasi/BKPM dan project owners proyek unggulan, one to many meeting, dan one-on-one meeting.

Cek Artikel:  Kilang Balikpapan Berdayakan Kaum Sekeliling IKN

“Terdapat 13 proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang ditawarkan, terdiri dari kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, infrastruktur, energi, manufaktur, serta pariwisata dengan nulai total potensi investasi hingga lebih dari Rp40 triliun,” kata Erwin.

Erwin menyebut EJID juga sukses memfasilitasi 30 one-on-one meeting pada 13 proyek yang ditawarkan. (HAP)

Mungkin Anda Menyukai