PENJABAT Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin minta kepada Rektor ITB yang baru dilantik Prof Tata Cipta Dirgantara, Demi membantu memberikan solusi terkait Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.
Hal itu terkait keinginan Wali Kota Bandung terpilih
Muhammad Farhan yang akan mengaktifkan kembali bandara tersebut.
Prof Tata Cipta Dirgantara dilantik sebagai Rektor ITB periode 2025-2030 menggantikan Prof Reni Wirahadikusuma oleh Ketua MWA ITB yang juga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (20/1).
Hadir juga Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Prof Satryo Seomantri Brodjonegoro, Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan serta undangan lainnya.
“Jadi mari kita duduk Serempak Demi mencarikan solusinya, terkait dengan keinginan mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara. Di ITB ini, kan banyak professor dan orang pintar Demi dimintai pendapatnya. Bapak Farhan ini sejak dari SMP memang pikasebeleun (ngeselin),” seloroh Bey, yang disambut tawa dan tepuk tangan undangan yang hadir, termasuk tawa dari Farhan.
Bey berharap , misalkan Bandara Husein dibuka Kembali, tetap Bisa sejalan dengan Bandara Global Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Demi itu perlu rembuk Serempak dengan berbagai pihak agar Bisa ditemukan jalan keluarnya.
Di tempat terpisah, Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar, Zaini Shofari, memberikan pandangan bahwa keinginan Wali Kota Bandung terpilih,
Muhammad Farhan Demi kembali mengaktifkan Bandara Husein adalah hal
yang wajar. Salah satu sebabnya optimalisasi Bandara Global Jawa
Barat (BIJB) Kertajati Enggak berjalan maksimal, sehingga wacana reaktivasi Bandara Husein pun muncul sebagai respons.
“Persoalan Penting di balik munculnya wacana reaktivasi Bandara Husein
adalah pengelolaan BIJB Kertajati yang belum optimal. Demi ini, bandara
tersebut hanya mengandalkan penerbangan umrah, sehingga keinginan Demi kembali mengaktifkan Bandara Husein akan Lanjut muncul,” ujarnya.
Jadi, kata dia, selama BIJB Lagi seperti sekarang hanya mengandalkan umrah, Niscaya muncul keinginan Bandara Husein kembali aktif. Tapi kalau kemudian BIJB ditata dengan Berkualitas, dikelola dengan optimal, Niscaya akan berdampak lain.
“Saya mengingatkan Pemprov Jabar telah menginvestasikan anggaran sebesar Rp5,4 triliun Demi pembangunan BIJB. Oleh karena itu, pengelolaan bandara ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk
Angkasa Pura, agar dapat dimaksimalkan,” tandasnya.