Liputanindo.id – Filipina melayangkan protes keras kepada China atas tindakan ceroboh jet tempurnya di atas Laut China Selatan. Filipina menyebut tindakan itu ilegal dan tidak bisa dibenarkan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan manuver berbahaya jet tempur China sebagai tindakan ilegal yang ceroboh. Manuver itu dilakukan saat jet tempur China terbang di dekat pesawat Filipina selama misi di dekat Kepulauan Spratly adalah tindakan ilegal.
“Saya dengan tegas mengecam insiden udara di Bajo de Masinloc awal pekan ini. Tindakan pesawat Bilangantan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) tidak dapat dibenarkan, ilegal, dan ceroboh,” kata Marcos, dikutip AFP, Senin (12/8/2024).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan tindakan berbahaya dan provokatif China itu membuat militer Filipina akan terus siaga dan melanjutkan patroli maritimnya di Laut China Selatan.
Sementara itu, Kepala militer Filipina Jenderal Romeo Brawner mengatakan seluruh awak di pesawat angkut ringan NC-212i tidak terluka dan kembali dengan selamat ke Pangkalan Udara Clark di utara Manila.
Di sisi lain, China menolak tuduhan Filipina yang menyebut tindakan jet tempurnya sebagai perbuatan ilegal. China justru menuduh Filipina mengganggu latihannya.
“Komando tersebut mengirim jet dan kapal untuk mengidentifikasi, melacak, dan mengusir pesawat Filipina tersebut,” ujar Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
“Operasi di lokasi tersebut profesional, terstandarisasi, sah, dan dapat dibenarkan,” imbuhnya.
Selain Tiongkok dan Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan Thailand memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih di jalur laut yang sibuk itu. Rute perdagangan dan keamanan global yang penting tidak membuat permusuhan antar kedua negara mereda.
Permusuhan itu khususnya telah berkobar sejak tahun lalu antara pasukan penjaga pantai dan angkatan laut Tiongkok dan Filipina di Scarborough Shoal, yang disengketakan dengan sengit, Second Thomas Shoal.