Bertambah Satu Orang, Polisi Tangkap Remaja Irak Terduga Pelaku Teror Konser Taylor Swift

Liputanindo.id – Seorang remaja berkebangsaan Irak ditahan di Wina, Austria, atas dugaan keterlibatan ancaman teror di konser Taylor Swift. Penangkapan ini dilakukan setelah dua terduga pelaku lainnya diamankan pihak kepolisian.

Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner remaja Irak ini berasal dari lingkungan yang sama dengan pelaku utama yang masih berusia 19 tahun yang sebelumnya ditangkap. Remaja Irak itu bersumpah setia dengan kelompok ISIS.

“Tersangka Irak tersebut bersumpah setia kepada kelompok jihadis Negara Islam (ISIS) pada tanggal 6 Agustus, tetapi masih belum jelas apakah ia memiliki hubungan langsung dengan serangan yang direncanakan tersebut,” kata Karner, dikutip Reuters, Jumat (9/8/2024).

Tersangka utama yang juga bersumpah sebagai kelompok ISIS sebelumnya merencanakan serangan mematikan di antara sekitar 20.000 penggemar Taylor Swift di Stadion Ernst Happel di Wina. Ancaman serangan itu membuat penyelenggara membatalkan konser tiga hari Taylor Swift dengan alasan keamanan.

Cek Artikel:  Australia Tinjau 66 Izin Ekspor Militer ke Israel

“Lebih banyak tersangka akan diperiksa dan properti akan digeledah sementara penyidik ​​terus menyelidiki rencana tersebut,” ujar Karner.

Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, pelaku utama itu berhenti dari pekerjaannya dua minggu sebelum merencanakan serangan teror. Dari pemeriksaan, pelaku mengaku memiliki rencana besar.

Selain remaja berusia 19 tahun, polisi juga menangkap remaja lainnya dari Austria berusia 17 dan 15 tahun. Mereka ditahan atas dugaan rencana teror tersebut.

“Pemuda berusia 17 tahun itu, yang telah diberi pekerjaan di sebuah perusahaan yang menyediakan layanan di stadion, sejauh ini menolak untuk memberikan bukti,” jelas Karner.

“Pemuda berusia 15 tahun itu terus diperiksa secara intensif oleh polisi,” Karner menambahkan.

Cek Artikel:  Gali Potensi Kerja Sama, Indonesia Gelar Side Events di IAF ke-2 di Bali

Pihak berwenang Austria dilaporkan telah menerima informasi tentang ancaman konser Taylor Swift dari intelijen AS, karena hukum Austria tidak mengizinkan pemantauan aplikasi pesan instan, yang digunakan para tersangka untuk berkomunikasi.

“Kerja sama dengan mitra dan layanan asing sangat penting dan saling menguntungkan. Ini memungkinkan untuk mencegah tragedi di Wina,” kata Kanselir Austria Karl Nehammer.

Pelantun “Lover” itu, yang dijadwalkan tampil berikutnya di London minggu depan, belum mengomentari pembatalan konser tersebut.

Polisi Inggris mengatakan tidak ada indikasi bahwa rencana Wina akan berdampak pada pertunjukan di London.

Mungkin Anda Menyukai