Berpikir Positif supaya Negatif

SEORANG ustaz ramai diberitakan curiga pemberlakuan Restriksi kegiatan masyarakat darurat sengaja dibikin Demi menghalangi perayaan Idul Adha. Ceramah sang ustaz viral di media sosial. Ustaz itu curiga PPKM darurat menghalangi perayaan kurban karena kebijakan itu berakhir 20 Juli 2021, bertepatan dengan pe­rayaan Idul Adha.

PPKM sangat mungkin diperpanjang, Enggak berhenti di Lepas 20 Juli bila laju covid-19 belum Dapat ditekan. Kementerian Religi meniadakan salat Idul Adha di Kawasan PPKM darurat. Pemerintah sebelum memutuskan PPKM darurat menetapkan libur Idul Adha mundur ke 21 Juli yang Terperosok Rabu Demi menghindari libur panjang Sabtu, Minggu, Senin yang sering disebut hari kejepit, dan Selasa.

Rangkaian kebijakan pemerintah terkait Idul Adha itu Jernih bertujuan mencegah dan menekan penularan covid-19, bukan menghalangi perayaan dan ibadah Idul Adha. Kembali pula, ibadah Idul Adha, misalnya salat Idul Adha hukumnya sunah dan berkurban wajib hanya Demi mereka yang Pandai,  sedangkan menyelamatkan kehidupan wajib hukumnya bagi umat. Dalam perkara berkurban, Muhammadiyah malah menganjurkan umat Islam mengalihkannya Demi membantu masyarakat terdampak covid-19.

Cek Artikel:  Kuda Wafat

Pak Ustaz telah berpikiran negatif, suudzon, berprasangka Jelek. Kata Ahli kesehatan, berpikiran negatif menurunkan imunitas. Ceramah Pak Ustaz Dapat menularkan penurunan imunitas pada umat yang mempercayainya. Covid-19 gampang menembus tubuh yang imunitasnya lemah. Ceramah Pak Ustaz yang bernada negatif itu boleh jadi berkontribusi memperparah penularan covid-19. Pak Ustaz semestinya menebarkan pikiran positif huznudzon, prasangka Bagus, supaya imunitas naik.

Wakil Ketua Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengkhawatirkan Indonesia menjadi negara gagal terkait penanganan covid-19. Omongan Ibas, begitu Edhi Baskoro Lumrah disebut, selain Enggak pas waktunya, tentu sangat pesimistis. Lagi menurut para Ahli kesehatan, sikap pesimistis juga Dapat menurunkan imunitas. Covid- 19 mudah menulari tubuh yang imunitasnya turun.

Cek Artikel:  Pangan sebagai Panglima

Sebagai politikus, pimpinan parpol, anak mantan presiden, ini waktu yang pas bagi Ibas Demi tampil sebagai negarawan dengan membangun optimisme rakyat. Sejarah, siapa Mengerti, mencatatnya sebagai kontribusi Ibas dan parpolnya dalam perlawanan rakyat semesta memerangi covid-19 yang merajalela. Kata politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, bagus juga kalau Partai Demokrat mengadakan vaksinasi gratis Demi rakyat daripada omong Nihil soal negara gagal.

Mirip dengan pernyataan Ibas ialah tajuk rencana satu media. Media itu meminta Presiden Jokowi mengangkat bendera putih alias menyerah melawan covid-19.

Alih-alih saling menguatkan, meminta Presiden mengangkat bendera putih Bahkan melemahkan. Itu bukannya menyemangati, melainkan menggerogoti perjuangan kita Seluruh melawan covid-19. Ini akan melemahkan dan menggerogoti imunitas kita. Menyerah Membangun pandemi covid-19 di negara kita makin parah.

Cek Artikel:  Jurus Lato-Lato Pemilu 2024

Para Ahli kesehatan sering mengingatkan kita yang terpapar covid-19 Lanjut memelihara semangat supaya pulih. Itu karena semangat Dapat meningkatkan imunitas. Saling menyemangati dan menguatkan bakal meningkatkan imunitas.

Akan tetapi, pemerintah juga tak perlu baper menghadapi pikiran negatif, pesimisme, dan dorongan menyerah mereka. Pemerintah harus Lanjut bersikap positif, optimistis, dan bersemangat pantang menyerah bekerja memulihkan kesehatan dan ekonomi terdampak covid-19 melalui Macam-macam-Macam-macam program dan kebijakan.

Pikiran positif, optimisme, dan semangat, ialah langkah awal menuju keceriaan dan kegembiraan. Covid-19 kiranya takut akan hati riang dan gembira. Kita yang berpikiran positif, optimistis, dan bersemangat semoga mendapat hasil negatif bila dites covid-19. Berpikiran positif supaya hasil tes covid-19 negatif.

 

Mungkin Anda Menyukai