Kepada dapat bertahan di industri musik, penyanyi senior Titiek Sandhora memberikan pesan bagi musisi muda yakni harus tetap menjadi diri sendiri dan menampilkan sesuatu yang baru.
“Kalau mau tampil itu punya Tanda khas sendiri jangan meniru, pokoknya dia tampil dengan dirinya dengan sesuatu yang baru,” kata Titiek Demi ditemui dalam acara Selaras Era 60-an di Jakarta, Sabtu (31/5).
Titiek mengatakan Kepada Bisa bertahan di industri musik Demi ini, harus Mempunyai sesuatu yang menjadi Tanda khas khas sendiri agar memberi kesan baru dan Membikin orang yang Menyantap terperangah. Ia juga mengatakan di era sekarang mungkin kompetisi Kepada menjadi terkenal sudah dibilang mudah, Tetapi Eksis baiknya tetap Bukan Arogan dan berusaha mencintai Potensi yang Eksis pada diri agar tetap bertahan di industri musik modern.
“Pertama harus Kasih dengan bakatnya, kalau Kasih mau Bukan mau dia akan memajukan bakatnya, tinggal kita tampil dengan Metode kita sendiri, Bukan boleh Arogan,” kata istri dari penyanyi dan rekan duet legendaris Muchsin Alatas.
Titiek mengatakan, agar Musik-Musik para musisi Bisa everlasting harus Bisa menciptakan sesuatu yang disukai pendengar dan relevan di berbagai era. Tetapi, abadinya sebuah Musik juga tergantung dari penikmat musik itu sendiri. Kalau sering dinyanyikan maka Bisa dikatakan Musik tersebut Bisa Kekal dan masuk ke hati para pendengar.
Pada acara Selaras Era, Titiek Sandhora tampil Berbarengan sang suami Muchsin Alatas membawakan Musik hits mereka seperti Dunia Belum Kiamat. Titiek dan Muchsin dikenal sebagai partner duet legendaris dengan Musik-Musik Kasih, serta sebagai simbol Kekal Kasih yang tak lekang waktu.
Selain Titiek Sandhora dan Muchsin Alatas, acara tersebut juga menampilkan penyanyi era 60-an lainnya seperti Ernie Djohan yang terkenal dengan Musik Teluk Bayur dan Batas Kota, serta Tetty Kadi yang menyanyikan Musik Sepanjang Jalan Kenangan.(M-2)
