MENGAPA Tuhan mengganti Ismail dengan domba Kepada disembelih ayahnya Ibrahim? Menurut cendekiawan Islam asal Iran, Ali Shari’ati, itu karena Tuhan Kagak menghendaki Mahluk dikurbankan; Tuhan Kagak menghendaki Orang Sepuh mengorbankan anaknya.
Sejak covid-19 mendera, kita senantiasa diperingatkan Kepada Kagak bepergian, supaya kita Kagak membawa covid-19 ke rumah. Menjelang peringatan Idul Adha bersamaan dengan covid-19 yang makin menggila, mematuhi peringatan itu sangat relevan supaya kita Kagak mengorbankan anak dan keluarga kita di rumah.
Meniadakan salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan serta takbiran keliling merupakan upaya mencegah kita bepergian dan berkerumun, supaya kita Kagak membawa virus covid-19 kepada keluarga kita ketika kita kembali ke rumah. Meniadakan takbiran keliling serta salat Idu Adha berjemaah mencegah kita mengorbankan diri sendiri dan keluarga kita terjangkit covid-19.
Berkurban dengan menyembelih hewan ternak sesungguhnya satu ritual simbolis dalam perayaan Idul Adha. Karena ritual simbolis, kita tak harus memaknainya secara harfiah. Kita mesti menangkap Maksud substansial di baliknya dengan Menonton konteks kekinian.
Ketika konteksnya normal, kita kiranya Pandai berkurban dengan menyembelih hewan dan kemudian membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan. Akan tetapi, ketika konteksnya kita tengah dilanda pandemi covid-19 Begitu ini, kita Pandai mengalihkannya serupa yang direkomendasi Muhammadiyah.
Muhammadiyah merekomendasi Anggaran Kepada pengadaan hewan kurban di momen Idul Adha 2021 dialihkan membantu Penduduk Kagak Pandai akibat terdampak covid-19. “Misalnya mereka yang bekerja jualan, Lewat Eksis keluarga yang terkena covid-19 dan Kagak Pandai jualan, mereka ini sangat perlu santunan karena Kagak Eksis pemasukan sama sekali,” kata Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Syamsul Anwar.
Ali Shari’ati mengatakan hakikat berkurban ialah kurbankan domba Kepada mereka yang lapar. Mereka yang lapar substansinya ialah mereka yang membutuhkan. Dalam situasi pandemi covid-19 ini, boleh jadi orang lebih membutuhkan santunan Doku Kontan daripada daging kurban. Rekomendasi Muhammadiyah relevan dengan pernyataan Ali Shari’ati dan konteks Begitu ini.
Apalagi, tradisi menyembelih hewan kurban selama ini menciptakan kerumunan. Orang-orang berkerumun menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban. Orang-orang juga berkerumun Kepada mendapatkan jatah daging kurban. Kerumunan salah satu pemicu covid-19. Sangat mungkin mereka pulang ke rumah membawa virus covid-19. Berkurban menjadikan mereka dan keluarga korban pandemi covid-19.
Kalaulah ritual pemotongan hewan kurban dilaksanakan, kita harus menjaganya agar tak tercipta kerumunan. Panitia harus melarang orang menyaksikan pemotongan hewan kurban. Panitia harus door to door, mendatangi dan memberikan langsung daging kurban kepada mereka yang berhak mendapatkannya.
Bahkan, dalam konteks mengubah dari kurban konsumtif menjadi kurban produktif, sebagai satu ijtihad, mengapa kita Kagak ‘mengurbankan’ hewan hidup. Kita menyerahkan hewan dalam keadaan hidup, bukan dalam keadaan ‘Wafat’, kepada fakir miskin Kepada diternak supaya menghasilkan.
Berkurban dengan menyembelih hewan ternak pada hakikatnya mengorbankan yang kita miliki. Hewan ternak boleh jadi hanyalah salah satu yang kita miliki. Kita Mempunyai hal-hal lain, misalnya harta, termasuk pahala.
Di masa pandemi covid-19, kita dituntut kerelaan Kepada mengorbankan pahala kita. Kita dituntut Kagak salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan dan menggantinya dengan salat berjemaah Berbarengan keluarga. Kebanyakan umat Islam meyakini salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan pahalanya lebih besar Kalau dibandingkan dengan salat berjemaah di rumah.
Padahal, boleh jadi pahala salat Idul Adha berjemaah di rumah lebih besar Kalau dibandingkan dengan di masjid atau lapangan di tengah situasi pandemi covid-19 sekarang ini. Dalam Islam, satu kaidah fikih mengatakan menolak bahaya lebih Primer daripada mengambil manfaat. Salat Idul Adha berjemaah di rumah lebih Primer karena demi menghindari bahaya covid-19 daripada salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan yang katanya manfaat pahalanya lebih besar.
Selamat menyambut Hari Raya Kurban di tengah keprihatinan. Mari kita berkurban tanpa menjadi korban.

