Berkunjung Ke Kampung Torosiaje, Kampung Halaman Si Sosok laut

Halo, Gaes!

Lo Mengerti, enggak? Pariwisata Indonesia bukan melulu tentang berkunjung ke pantai, gunung, atau Waduk, loh. Negeri ini juga punya banyak pilihan destinasi pariwisata yang lain, seperti kampung budaya dan kampung wisata. Salah satunya Dapat lo temui Begitu berkunjung ke Provinsi Gorontalo.

Namanya Kampung Terapung Torosiaje yang terletak di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pahuwato, Provinsi Gorontalo. Sesuai namanya, kampung ini punya keunikan karena terapung di tengah lautan.

Demi menuju kampung yang berada di bagian ujung barat Provinsi Gorontalo ini, lo harus menempuh perjalanan Sekeliling 5-6 jam dari pusat Kota Gorontalo dengan mengendarai mobil atau motor. Kemudian lo Dapat lanjut jalan kaki menuju dermaga di mana Eksis banyak Bahtera yang siap mengantarkan para pengunjung ke Kampung Terapung Torosiaje.

Di perjalanan dari dermaga menuju Kampung Terapung Torosiaje yang berjarak 600 meter, lo akan disuguhi pemandangan hutan mangrove di sisi kiri dan kanan. Ini jadi salah satu landscape yang Spesial banget, Gaes. Karena lautan yang dilalui Bahtera lo, seakan-akan membelah hutan mangrove tersebut.

Cek Artikel:  Kolaborasi dengan DKI Jakarta, PT TWC siap sambut tahun baru di TMII
Kampung Terapung Torosiaje mulai Eksis sejak tahun 1901 (Foto : Dianjuarsa.com)

Menurut sejarah, Kampung Terapung Torosiaje mulai Eksis sejak tahun 1901. Awalnya, kampung ini hanyalah kumpulan beberapa rumah kayu yang digunakan sebagai tempat persinggahan nelayan yang melaut.

Nama Torosiaje sendiri diambil dari nama orang pertama yang membangun rumah di sana, Yakni Si Aji. Eksis juga yang menyebutkan bahwa orang tersebut adalah Pak Haji. Sementara Toro merupakan Bahasa Bajau yang berarti Tanjung.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang membangun rumah-rumah kayu di daerah ini hingga akhirnya membentuk sebuah perkampungan. Penduduk yang Eksis di kampung ini bukan hanya berasal dari Etnis Bajau (Bajo), Gaes. Eksis juga Etnis Gorontalo, Bugis, Mandar, Buton, Minahasa, Jawa, hingga Madura.

Para penduduk ini bergotong royong membangun perkampungan yang Enggak hanya diisi rumah-rumah tinggal, tapi juga puskesmas, masjid, dan sekolah dari jenjang TK hingga SMP, loh. Cukup lengkap, kan?

Kalau dilihat dari atas, keseluruhan Kampung Terapung Torosaiaje seakan-akan membentuk huruf U. Dulunya, Kalau menuju satu tempat dari tempat lain, para penduduk akan menggunakan Bahtera atau sampan. Tetapi sejak dibangun koridor sepanjang 2,3 kilometer pada tahun 2004, para penduduk Dapat pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan berjalan kaki.

Cek Artikel:  Gumuk Pasir Parangtritis ala Timur Tengah, Instagramable Bangetzz!

Di Kampung Torosiaje, lo Dapat berinteraksi dengan penduduk lokal yang ramah. Lo juga Dapat menikmati aneka Masakan setempat dengan harga yang cukup terjangkau. Kalau belum puas, lo bahkan Dapat menginap di penginapan yang telah disediakan. Keren banget, kan?

Perairan di Dasar Kampung Torosiaje juga jadi satu hal yang enggak boleh lo lewati. Air laut yang jernih dan tenang Membangun lo Dapat menonton ikan-ikan kecil yang sedang berenang, bulu babi, hingga bintang laut.

Oh ya, Gaes. Pada beberapa Sepuluh tahun silam, salah satu hal Spesial yang mengundang minat para wisatawan ke Kampung Terapung Torosiaje adalah keberadaan Sengkang, si Sosok Laut. Menurut cerita, sejak kecil Sengkang sangat suka bermain di laut. Sengkang dewasa pun semakin sulit diajak pulang ke rumah. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di laut Demi bermain Serempak Sahabat-Sahabat lautnya dibanding berada di darat dan bersosialisasi dengan sesama Sosok.

Cek Artikel:  Nonton 'Ancient Sound of Dunhuang', serasa masuk ke kota Antik

Sengkang digadang-gadang sebagai perenang paling unggul di dunia karena Nyaris sepanjang hidup berada di laut. Tapi karena terlalu lelet di laut, tubuh Sengkang Tamat berlumut, loh. Sengkang juga mengalami luka-luka karena sengatan larva laut dan volume jaringan pembuluh darah yang sangat menurun. Kondisi ini akhirnya Membangun Sengkang terlihat bersisik bak putra duyung dan melengkapi julukannya sebagai Sosok laut.

Sayangnya, lo enggak Dapat Tengah Berjumpa dengan Sengkang karena ia sudah meninggal pada tahun 2000 silam. Meski begitu, Sengkang Tetap menjadi ikon Kampung Terapung Torosiaje. Kisahnya pun tetap menjadi salah satu daya tarik.

Simak perjalanan menuju ke kampung Torosiaje di Channel Afif Randika berikut ini :

Gimana, Gaes? Makin penasaran dengan destinasi Pariwisata Indonesia yang satu ini? Kalo berkesempatan liburan di Gorontalo, jangan lupa mengunjungi Kampung Terapung Torosiaje, kampung halaman si Sosok laut.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
Hak Punya © PI 2022

Mungkin Anda Menyukai