Berkelit di Masa Sulit

BEBERAPA hari terakhir ini mulai bermunculan tulisan tentang ‘kiat menambal Duit belanja di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok’. Kiat-kiat itu disampaikan para konsultan keuangan melalui sejumlah portal Informasi. Tujuannya agar pembaca mendapatkan inspirasi dan Surat keterangan jurus berkelit di masa sulit.

Bagi sebagian orang, isi dari konsultasi gratis itu Tak baru. Lebih-lebih Tengah bagi rumah tangga ‘gaek’ yang sudah bertubi-tubi dihantam melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. Variasi kiat tersebut Dapat dianggap basi. Buang-buang waktu.

Saran agar mengganti goreng-gorengan dengan rebus-rebusan, beralih dari daging sapi ke ayam dan ikan, memperkecil irisan Paham dan tempe sebelum dibacem, mungkin malah Dapat Membikin Bingung keluarga lawas ini. Dapat dianggap menggarami lautan. Makin Membikin hidup lebih ‘asin’.

Tetapi, bagi keluarga baru, lebih-lebih yang baru merasakan era kesulitan sekali ini, Petuah keuangan itu cukup membantu. Minimal Dapat menjadi semacam balsam pereda Bingung sementara waktu. Tetapi, Tiba Ketika pereda sakit kepala itu efektif berfungsi?

Cek Artikel:  Paus Fransiskus Sumur Inspirasi

Jawabannya tergantung sejauh mana pemangku kebijakan di negeri ini Bisa mengatasi keadaan. Naga-naganya keadaan belum Dapat dikendalikan. Jurus mengguyur pasokan sejumlah kebutuhan pokok belum Mujarab memaksa harga-harga turun.

Loh, kok Dapat? Dapat saja kalau pemangku kebijakan, khususnya Kementerian Perdagangan, Menonton kenaikan harga kebutuhan Istimewa ini melulu dari perspektif pasokan dan permintaan. Dalam sudut pandang kacamata kuda seperti itu, ketika pasokan terpangkas, sedangkan permintaan tetap (bahkan meningkat), obatnya Niscaya: mengguyur pasokan.

Itulah yang dilakukan Ketika harga minyak goreng melambung tinggi. Indonesia sebagai pemilik lahan sawit terbesar di dunia, nyatanya tetap engap-engapan dihantam harga minyak goreng tinggi. Hingga pekan ini, guyuran minyak goreng ke pasar dengan anggaran triliunan rupiah itu belum Dapat menstabilkan harga.

Meski pemerintah telah memberikan subsidi dan menentukan harga eceran tertinggi (HET) baru, kebijakan itu nyatanya belum efektif.

Terbukti di sejumlah daerah di Indonesia harga minyak goreng Tetap di atas HET Rp11.500 per liter Buat minyak curah, di atas Rp13.500 per liter Buat minyak goreng kemasan sederhana, dan lebih dari Rp14 ribu per liter Buat minyak goreng kemasan premium.

Cek Artikel:  Harta Berjibun Pejabat Pajak

Dari hasil riset Ombudsman RI di Provinsi Riau, Sumatra Selatan, dan DKI Jakarta, misalnya, harga minyak goreng curah Tetap dibanderol Rp12 ribu hingga Rp20 ribu per liter. Di Lampung, operasi pasar sudah digencarkan, tapi harga belum turun signifikan. Fakta bahwa selalu Terdapat yang bermain di lahan becek, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, memancing di air keruh, Tak sepenuhnya diantisipasi.

Para pemain ini menempuh sejumlah Metode. Ketika mereka sudah menikmati subsidi harga dari pemerintah, mereka memborong barang Lewat menahan distribusi barang itu di Penyimpanan. Barang pun kian langka di pasaran. Barang baru dikeluarkan lewat pintu belakang dengan harga tinggi, Buat dinikmati selisih harganya.

Negeri ini Tak selalu kalah oleh kasus yang kasatmata dan bukan kali ini saja terjadi tersebut. Persoalannya Tak melulu masalah pasokan dan permintaan. Pada 2018 dan 2019, misalnya, operasi besar-besaran tim Satgas Pangan sukses memberangus para pemain curang tersebut, terutama Ketika hari besar keagamaan. Dampaknya, harga kebutuhan pokok Kukuh dalam kurun tersebut, bahkan di kala hari raya yang biasanya diikuti naiknya harga-harga.

Cek Artikel:  Menteri Pembela Anak Presiden

Rakyat rindu kerja sama dan ketegasan tim seperti itu. Apalagi, belitan kesulitan karena kepungan harga sudah ke mana-mana. Masalah minyak goreng belum selesai, harga Paham dan tempe juga ikut-ikutan naik karena lonjakan harga kedelai. Terbaru, harga daging sapi dan harga gula pasir juga ikut-ikutan melambung.

Karena itu, yang dibutuhkan bukan Tengah balsam, bukan sekadar jurus berkelit, melainkan sudah infus dan oksigen berlimpah Buat menyambung napas. Menggerakkan tim Satgas Pangan (yang di dalamnya Terdapat Personil kepolisian) terbukti Dapat menjadi Metode Mujarab jangka pendek hingga menengah Buat mengatasi keadaan. Ia Dapat mengubah balsam menjadi infus dan oksigen Buat sementara waktu.

Mungkin Anda Menyukai