INDONESIA ialah salah satu negara yang berpenduduk terbanyak di dunia. Data Badan Pusat Statistik pada 2022 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta jiwa. Tetapi, jumlah terbanyak ini bukan sesuatu yang membanggakan apabila secara kualitas, Indeks Pembangunan Mahluk, Indonesia berada di posisi 130 dari 199 negara di dunia. Bahkan, IPM Indonesia Tetap tertinggal dengan beberapa negara ASEAN lainnya.
Bila Menyaksikan fakta yang miris itu, tak heran bila partai politik merasa kesulitan mencari bakal calon Member legislatif mulai Member DPRD tingkat kota/kabupaten, provinsi Tamat pusat, hingga DPR RI. Parpol berkejaran antara mencari bacaleg dengan pengunggahan Berkas bacaleg di aplikasi parpol masing-masing Tamat diunggah ke Sistem Informasi Pencalonan di Komisi Pemilihan Lumrah. Waktu 11 hari pendaftaran bacaleg pada 1-14 Mei terasa singkat Buat berburu bacaleg di tengah langkanya sumber daya Mahluk Indonesia yang Cakap Buat menjadi wakil rakyat.
Di tengah kelangkaan SDM itu, partai memang harus ekstra hati-hati menjaring bacaleg. Selain perkara kualitas bacaleg, seluruh persyaratan administratif juga harus terpenuhi. Jangan Eksis Kembali masalah yang mencuat setelah mereka terpilih sebagai wakil rakyat, seperti ijazah Palsu atau mantan napi terpidana hukuman lima tahun atau lebih yang Bukan boleh mencalonkan hingga lima tahun setelah menjalani hukuman.
Menjaring wakil rakyat sejatinya ialah menjaring pemimpin. Mereka bertugas memperjuangkan aspirasi rakyat. Parpol Mempunyai legalitas Buat mencari calon pemimpin dari pusat Tamat daerah. Wakil rakyat ialah sosok yang istimewa. Buat menjadi wakil rakyat harus berebut Bunyi dalam satu daerah pemilihan. Partai-partai bertarung Buat menangguk Bunyi sebanyak-banyaknya melalui calon Member legislatif yang diusungnya.
Para caleg inilah yang menentukan masa depan partai. Bila caleg-calegnya melempem alias Bukan kuat Buat mendongkrak Bunyi partai, partai akan terlempar dari gelanggang electoral threshold atau ambang batas perolehan kursi partai sebagai syarat mengikuti pemilu berikutnya. Tetapi demikian, caleg yang sekadar kuat Buat meraih Bunyi karena ketenarannya sebagai public figure atau tajir melintir, tetapi dari sisi kualitas amburadul, maka akan menjadi bumerang juga Buat partai. Sang caleg terpilih Bukan Bisa bekerja alias hanya Bisa 3D (duduk, Tenang, dengkur). Bahkan, yang lebih menyakitkan, wakil rakyat itu malah menjadi makelar anggaran atau proyek pemerintah.
Member DPR terpilih akan menentukan nasib bangsa ini karena mereka Mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Keren bukan fungsi DPR? Meski keren fungsi DPR, apatisme masyarakat Buat menjadi bacaleg juga menguat. Hal ini sejalan dengan hasil survei sejumlah lembaga yang menyebutkan tingkat kepercayaan publik terhadap parpol dan DPR rendah.
Parpol jangan main-main menjaring bacaleg. Apalagi sekadar memenuhi kuota 100% dari tahap awal penjaringan atau pemenuhan keterwakilan kuota Perempuan 30%. Pembobotan dan skoring dalam menentukan bacaleg harus dilakukan. Meski sistem proporsional terbuka Tetap diberlakukan, Tetap terdengar sayup-sayup mahar politik Buat menentukan nomor urut bacaleg. Kita setuju, sangat setuju dengan penyanyi Rival Iwan Fals Tamat Bilaman pun bahwa wakil rakyat adalah kumpulan orang-orang hebat, bukan kumpulan orang-orang dekat, apalagi sanak famili.