Berbagai Stakeholders Global Bahas Tantangan Ketahanan Geo-Maritim di Indo-Pasifik pada JGF ke-8

Liputanindo.id – Kemenko Marves Berbarengan dengan Lemhannas telah menyelenggarakan  Jakarta Geopolitical Lembaga (JGF) ke-8 pada hari Rabu-Kamis, 25-26 September 2024, di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta. Lembaga ini berfokus pada isu geopolitik dan maritim, yang disebut sebagai “geo-maritim”, dengan tema “Menangani Tantangan Ketahanan Geo-Maritim di Indo-Pasifik”.

Tujuan Primer dari acara JGF ke-8 tahun ini adalah Buat mengeksplorasi kompleksitas geopolitik dan tantangan ketahanan maritim di Kawasan Indo-Pasifik. Enggak hanya itu, JGF ke-8 bertujuan mendorong kolaborasi antarnegara dalam mengatasi tantangan dalam ketahanan maritim.

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Nugraha Mansury dan Plt. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono.

Pada hari pertama (25 September 2024), JGF ke-8 Mempunyai 2 sesi Percakapan. Sesi pertama JGF ke-8 Mempunyai tema “Geopolitik dan Keseluruhan Pemerintahan Maritim di Kawasan” yang dibuka dengan pidato Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Menko Luhut menyampaikan komitmen kuat Indonesia Buat menegakkan hukum Global dan mendorong tatanan berdasarkan aturan “good governance and order at sea” melalui kepatuhan terhadap UNCLOS 1982.

“Guna memperkuat tatanan berdasarkan aturan maritim dan mengatasi tantangan keamanan maritim, kita harus Pusat perhatian pada upaya mengatasi kontestasi maritim, perompakan senjata di laut, IUUF, dan tantangan yang muncul dari digitalisasi Dunia, termasuk keamanan siber maritim” Ujarnya.

Sesi pertama dilanjutkan dengan pemaparan dan Percakapan yang diisi oleh Stephane Mechati (Charge d’affaires of EU Delegation to Indonesia), Dr. Kao Kim Hourn (Sekretaris Jenderal ASEAN), dan Melissa Conley Tyler (Executive Director of the Asia-Pacific Development, Diplomacy, and Defence Dialogue). Ketiga pemapar membahas mengenai pendekatan terhadap ketahanan maritim di tengah tekanan Geopolitik dari setiap negara yang terdapat di kawasan Indo-Pasifik, Bagus negara maju dan berkembang hingga pada organisasi regional, seperti ASEAN dan Uni Eropa.

Cek Artikel:  Empat Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel di Khan Younis

Sesi kedua membahas “Kemitraan Strategis Buat Industri Maritim Berkelanjutan” yang dibuka oleh Penasihat senior Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Prof. Wihana Kirana Jaya, dan dilanjutkan oleh 4 pembicara yang berasal dari industri kemaritiman, Yakni Martin Cauchi Inglott (Director of Crimario Project, European Union), Rene Pill Pedersen (Managing Director A.P Moller Singapore Pte Ltd), Surya Tri Harto (Director of HC & Company Services, Pertamina International Shipping), dan Jakub Similski (Manager of Business Development, EFA Group).

Prof. Wihana Kirana menyampaikan bahwa perubahan geopolitik dapat mempengaruhi ekonomi dan tren dalam logistik, mobilitas, dan transportasi. Sehingga perlunya integrasi transportasi multimoda yang lebih Bagus, regulasi dan penegakan hukum yang Terang Buat mendukung sistem logistik tersebut.  “kita perlu membentuk kemitraan strategis dalam mengembangkan teknologi transportasi dan menyusun kerangka regulasi Buat mengatasi tantangan yang Terdapat” tambahnya.

Sesi hari Pertama diakhiri dengan Gala Dinner yang dihadiri para Ahli dan dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Daya, Kemenko Marves, Jodi Mahardi. Deputi Jodi menyampaikan visi Krusial yang harus Lanjut dikelola para pemangku kepentingan di sektor kemaritiman, yang mencakup kedaulatan Area maritim, keberagaman biodiversity, Daya terbarukan, ekonomi biru, dan pembangunan berkelanjutan.

Cek Artikel:  Jet Tempur Korsel Lepas 8 Bom ke Pemukiman, Anggota Beri Peringatan

“Begitu kita berkumpul malam ini, saya teringat akan visi pendiri Indonesia, mendiang Presiden Sukarno. Ia membayangkan sebuah dunia di mana bangsa-bangsa, besar dan kecil, akan Terbangun Berbarengan melalui persatuan, Harkat, dan tujuan Berbarengan. Kata-katanya—“Mari kita bangun dunia baru!”—tetap menjadi Terang penuntun, yang mendorong kita Buat melampaui perpecahan dan bekerja menuju dunia yang damai dan adil. Sama seperti ia berusaha Buat memupuk persatuan di seluruh pulau Indonesia yang Berbagai Ragam, kita juga harus memperluas semangat persatuan itu ke Area Indo-Pasifik yang lebih luas dan seterusnya.” Ujar Deputi Jodi.

JGF ke-8 dilanjutkan pada hari kedua (26 September 2024). Hari kedua dimulai dengan sesi ketiga dengan tema “Keamanan maritim dan tantangan di kawasan” yang dibuka oleh Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal (Purn.) M. Herindra. Dalam pidatonya, Wamenhan Herindra menyampaikan kawasan Indo-Pasifik merupakan jalur laut strategis dan Mempunyai beberapa sumber daya alam yang dipersaingkan dalam konstelasi geo-politik Dunia. Indonesia yang terletak di kawasan Indo-Pasifik akan selalu bertahan pada prinsip non-blok dan akan berusaha Buat selalu berkontribusi Buat ketahanan maritim.

“Indonesia tetap mempertahankan prinsip non-blok dan memaksimalkan peran angkatan laut dalam melakukan patroli dan meningkatkan partisipasi dalam latihan militer secara multilateral. Upaya ini akan membantu Indonesia Buat mempertahankan pengaruh dan memastikan kebebasan, serta keamanan jalur laut perdagangan Global di perairan yang sangat strategis (Indo-Pasifik) ini.” Ujarnya  

Cek Artikel:  Hadiri Persidangan Pemakzulan, Mantan Presiden Korsel Unjuk Perlawanan

Sesi ketiga dilanjutkan oleh 4 pembicara Yakni Mario Ignacio Artaza (Duta Besar Republik Chili Buat Indonesia), Sandeep Chakravorty (Duta Besar India Buat Indonesia), Vladimir Vorobev (Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Laut Rusia), dan Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma (Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia).

Berlanjut pada sesi keempat, JGF ke-8 dibuka oleh Laksamana Madya TNI (Purn) Amarulla Octavian, Wakil Kepala Badan Riset dan Ciptaan Nasional Republik Indonesia. Laksdya Octavian menyampaikan bahwa keamanan dan tantangan maritim dapat diselesaikan dengan adanya kolaborasi angkatan laut, penjaga laut, dan bahkan berkolaborasi dengan polisi Global. Hal ini bertujuan Buat mencegah kejahatan yang berhubungan dengan kemaritiman.

Sesi keempat ini menghadirkan 3 narasumber yang berasal dari organisasi Global yang berhubungan dengan bidang kemaritiman, Yakni Erik Van der Veen (Kepala Program UNODC di Indonesia), Masayoshi Mita (Penasihat Urusan Kemanusiaan Regional dari Komite Global Palang Merah), dan Sudharsan Shrikhande (perwakilan Pusat Nasional Australia Buat Sumber Daya dan Keamanan Kelautan (ANCHORS).

Acara JGF ke-8 diakhiri dengan rangkuman pembahasan seluruh sesi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia dan penutupan oleh Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono, Plt. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

JGF ke-8 dihadiri oleh perwakilan pemerintah dan akademisi dari 81 negara dan 2 regional, sektor industri maritim, non-governmental organization, serta kontribusi dari industri maritim seperti EU-Crimario II Project, Scytalys EFA Group, dan PT. Pertamina International Shipping.

Mungkin Anda Menyukai