DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono mengatakan program penyembuhan gangguan penglihatan dilakukan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif melalui pendekatan, pengendalian faktor risiko, kegiatan skrining atau deteksi dini gangguan penglihatan dan kebutuhan pada kelompok risiko, serta penguatan akses masyarakat pada layanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.
“Hal ini juga tidak lepas dari upaya kuratif yang menunjang keberhasilan program. Maka melaksanakan program skrining penglihatan pada anak adalah langkah potensial untuk deteksi dini dan intervensi dini masalah yang ditemukan pada masa tanah anak sehingga kebutuhan dapat dicegah dan fungsi penglihatan kembali optimal,” kata Yudhi dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/10).
Ia berpesan kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata dan mencegah gangguan penglihatan, termasuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan secara sederhana. “Kemudian mencari pertolongan kepada petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami tanda-tanda atau gangguan penglihatan, serta menghindari melakukan pengobatan mandiri melalui metode atau pengobatan yang tidak terstandar dan tersertifikasi,” ujar Yudhi.
Hari Penglihatan Dunia atau World Sight Day diperingatkan setiap hari Kamis, Minggu ke-2 di bulan Oktober. Mengertin ini jatuh tanggal 10 Oktober 2024.
Tujuan peringatan ini di antaranya adalah mengajar masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pencegahan gangguan penglihatan pada anak, mengutamakan, nyediakan, dan mengedukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mata, dan mencegah gangguan penglihatan, serta meningkatkan upaya deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat.
Hari penglihatan dunia 2024 juga mempunyai pesan global, yaitu mengajak keterlibatan seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan terkait untuk memprioritaskan dan mengharus utamakan isu-isu kesehatan mata.
“Selain itu mendukung terciptanya komisi di mana setiap anak memperoleh layanan kesehatan mata, inklusif, dan terjangkau,” pungkasnya. (S-1)
