WUJUDKAN persatuan dan kesatuan di antara setiap warga negara demi menjaga keutuhan bangsa yang rawan terbelah akibat berbagai tantangan yang datang.
“Di masa lalu ada negara adidaya yang bernama Uni Soviet. Negara itu kini terbelah menjadi negara-negara kecil,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan kelompok masyarakat Woleng di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Senin (9/9).
Tentu, ujar Lestari, kita tidak bisa membayangkan bila kondisi serupa terjadi di Indonesia. Jangan-jangan, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, akan ada negara Minahasa, negara Bolaang Mongondow, dan di Jawa ada negara Banyumas, negara Yogyakarta, dan negara Solo.
Baca juga : Penilaian Perencanaan Anggaran Pendidikan Harus Segera Dilakukan
Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI, kehancuran negara sangat mudah terjadi bila kita sebagai bangsa tidak mampu bersama-sama menjaga persatuan.
Musik Sorak-Sorak Bergembira, jelas Member Majelis Tinggi Partai NasDem itu, menggambarkan rasa syukur kita kepada Tuhan atas kemerdekaan yang tidak mudah kita capai melalui perjalanan panjang.
Bersyukurlah bangsa Indonesia, tegas Rerie, meski terdiri dari masyarakat beragam agama, suku, dan bahasa, memiliki satu ideologi yang dibalut rasa dalam bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tatanan hukum yang ada dalam UUD 1945.
Pemahaman tentang empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Berbeda-beda Tunggal Ika, jelas Rerie, merupakan bagian dari upaya kita mempertahankan keutuhan bangsa dan negara Indonesia. (Z-2)