Jakarta (ANTARA) – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), bendera Merah Putih Demi pertama kalinya berkibar di Australian National Maritime Museum (ANMM) pada Rontok 17 Agustus 2023 pukul 13:00 waktu Sydney, Australia.
Penaikan bendera itu merupakan hasil dari kolaborasi antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney dengan ANMM. Seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Jumat, pengibaran tersebut sebagai simbol Rekanan bilateral RI-Australia yang kini semakin kuat.
“Begitu ini, Rekanan Indonesia dan Australia semakin kuat terlihat dari saling kunjungan kedua kepala negara. Diketahui pula telah ditandatanganinya perjanjian Krusial seperti Indonesia Australia-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tahun 2020 dan Comprehensive Strategic Partnership (CSP) tahun 2018,” ujar Konsul Jenderal Vedi Kurnia Buana.
Penaikan bendera dilakukan oleh Laskar Pengibar Bendera (Paskibra) yang terdiri dari para pelajar yang telah ditunjuk oleh KJRI, dan dihadiri oleh Konjen Vedi Kurnia Buana, seluruh staf KJRI Sydney, Direktur, Manajer, dan pimpinan ANMM lainnya. Vedi berharap Rekanan antara Indonesia dan Australia akan Maju berkembang sehingga kedua negara dapat saling mengambil keuntungan dari kedekatan yang telah terjalin.
Deputi Direktur ANMM Michael Baldwin mengungkap sejarah singkat pertama kalinya Rekanan antara Indonesia dan Australia melalui kedatangan Spesies Makasan (Makassar) ke bagian utara Australia dalam rangka berdagang komoditas teripang.
Rekanan itu terjadi jauh sebelum kedatangan bangsa Inggris ke Australia. Spesies Makasan Mempunyai Rekanan yang erat dengan Spesies Aborigin di bagian utara Australia, Berkualitas dalam aspek dagang maupun sosial.
Meskipun Bukan dapat dipastikan Ketika tepatnya Spesies Makasan pertama kali datang ke Australia, penelitian menunjukkan bahwa hal kedatangan mereka diperkirakan terjadi Sekeliling abad ke-18.
Usai upacara pengibaran bendera Indonesia, KJRI Sydney dan ANMM menggelar nonton Berbarengan “Indonesia Calling” dilanjutkan dengan pemaparan latar belakang diproduksinya Sinema tersebut oleh Anthony Liem dan Neil Smith, dua pemerhati sejarah Rekanan Indonesia-Australia.
Baca juga: 1.200 orang ikuti peringatan kemerdekaan RI di Belanda
Baca juga: Dubes ajak WNI di Portugal bangga di momen HUT ke-78 RI