Belajar dari Meninggalnya Puput Novel, Deteksi Pagi HER2 Kanker Payudara Tentukan Pengobatan Spesifik

Belajar dari Meninggalnya Puput Novel, Deteksi Dini HER2 Kanker Payudara Tentukan Pengobatan Spesifik
DR dr Andhika Rachman SpPD-KHOM(Dok RSCM)

Berita duka meninggalnya penyanyi senior Puput Novel mengingatkan kembali betapa ganasnya penyakit kanker payudara. Puput meninggal dunia pada Minggu (8/9) di usia 50 tahun setelah berjuang melawan penyakit tersebut selama 3 tahun dengan kondisi komplikasi pada jantung dan paru-paru.

Kanker payudara Lagi menjadi jenis kanker dengan kasus tertinggi di Indonesia. Merujuk data Globocan 2022, penderita kanker payudara di Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai 209.748 orang dengan Bilangan Mortalitas mencapai 22.598 atau 9,3% dan menempati rangking ketiga. Demikian halnya dengan kasus barunya juga menempati posisi pertama dengan kenaikan 16,2% atau mencapai 66.271 kasus.

Penelitian terbaru menunjukkan Sekeliling 55% kasus kanker payudara termasuk kategori HER2-Low. Sebagai informasi, HER2-Positif merupakan protein yang terlibat dalam pertumbuhan sel yang Terdapat pada permukaan jenis sel kanker, termasuk kanker payudara. Kalau terdapat kelebihan Aktualisasi diri HER2, sel kanker akan menjadi lebih agresif. 

Baca juga : Ini Pentingnya Skrining Kanker Serviks Demi Perempuan

Dokter Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik DR dr Andhika Rachman SpPD-KHOM menegaskan pentingnya pemeriksaan lebih rinci sebagai Analisa kanker payudara Demi mendapatkan pengobatan dan terapi sesuai Sasaran.

Kalau sebelumnya Analisa HER2 hanya dibagi dua kategori, yakni HER2 positif dan HER2 negatif, dalam beberapa tahun terakhir pemeriksaannya dapat menjadi lebih rinci dengan kategori HER2-high dan HER2-low.

“Dulu, Analisa HER2 hanya dibagi dua kategori, Adalah positif atau negatif. Tetapi, dengan perkembangan teknologi dan penelitian, kategori HER2 jadi lebih rinci. Sekarang Terdapat kategori HER2-low, yakni pasien dengan Aktualisasi diri HER2 rendah (IHC 1+ atau 2+, FISH negatif) juga dapat mendapat manfaat dari terapi HER2-targeted, yang merupakan langkah maju dalam perawatan kanker,” Jernih dr Andhika. 

Cek Artikel:  Kenali Fenomena Death Anxiety di Sinema Barbie

Baca juga : Usia Pasien Indonesia Lebih Muda, Leukemia Tak Pandang Usia

Kategori HER2

Sebagai informasi, kategori HER2 dalam kanker payudara terbagi dalam tiga, yakni HER2 Positif, HER2 Negatif, dan HER2 Low. Pada HER2 Positif, sel kanker menunjukkan Aktualisasi diri tinggi dari reseptor HER2.

“Pasien ini umumnya mendapatkan terapi Sasaran dengan obat-obatan, seperti trastuzumab,” ungkap dr Andhika.

Kedua adalah HER2 Negatif yakni Tak Terdapat Aktualisasi diri HER2 yang signifikan. Terakhir adalah HER2-low, kategori baru yakni sel kanker menunjukkan Aktualisasi diri HER2 rendah, yang sebelumnya dianggap sebagai HER2 negatif.

“Penelitian terbaru menunjukkan meskipun Aktualisasi diri HER2 rendah, pasien ini mungkin tetap mendapat manfaat dari terapi Sasaran. Pasien dengan HER2-low, yang sebelumnya dianggap Tak memenuhi syarat Demi terapi HER2-targeted, sekarang dapat menerima pengobatan seperti trastuzumab deruxtecan,” Jernih dr Andhika.

Baca juga : Kanker Limfoma/Kelenjar Getah Bening: Penjelasan, Pengobatan dan Langkah Menghindarinya

Dengan adanya obat seperti trastuzumab deruxtecan, pasien dengan HER2-low sekarang Mempunyai Asa baru. Terapi ini bekerja dengan Langkah menargetkan reseptor HER2 bahkan pada Aktualisasi diri rendah, memberikan hasil yang lebih Bagus bagi pasien yang sebelumnya Tak dapat menerima pengobatan ini.

Pentingnya Pemeriksaan

Demi memastikan seorang pasien kanker payudara terdiagnosa kategori tertentu, perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia (IHK) yang Krusial Demi menentukan status HER2 mereka.  Tes IHK ini akan memberikan skor antara 0 hingga 3+, yakni 3+ dianggap HER2 positif. Kalau hasil IHK berada pada skor 2+ (borderline), diperlukan pemeriksaan tambahan seperti FISH (fluorescent in situ hybridization) atau CISH (chromogenic in situ hybridization) Demi memastikan status HER2.

Cek Artikel:  Dosen Fisip Unas Dr Irma Indrayani Gelar Bedah Kitab Materi Disertasi

Tetapi, tantangan tetap Terdapat, termasuk akses pemeriksaan yang terbatas, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Dalam beberapa kasus, pasien Tak menerima pemeriksaan hormonal atau HER2 secara lengkap, yang Dapat menghambat pemberian terapi secara Akurat.

Baca juga : Waspadai Kekambuhan Kanker Payudara, Elemen Risiko, dan Gejala Awal Kedua

Dalam hal ini, dr Andhika menekankan pentingnya peran pemerintah dan institusi kesehatan dalam mendukung akses lebih luas terhadap tes diagnostik dan pengobatan yang Akurat.

“Dulu, pasien dengan HER2-low Tak mendapat manfaat dari terapi HER2-targeted. Tetapi, trastuzumab deruxtecan mengubah paradigma ini karena sekarang pasien HER2-low juga Dapat mendapat manfaat terapi ini,” Jernih dr Andhika.

Demi pasien kategori positif kuat selalu mendapatkan terapi anti-HER2. Adapun pada kategori HER2 2+ akan tergantung pada hasil CISH/FISH, pengobatan tergantung apakah hasilnya positif atau negatif.

“Pada pasien dengan HER2-low atau HER2-negatif (IHC 0) sebelumnya Tak dianggap Demi terapi HER2, tetapi dengan perkembangan terapi baru seperti trastuzumab deruxtecan, mereka yang HER2-low, sekarang berpeluang menerima pengobatan ini,” Jernih dr Andhika.

Trastuzumab deruxtecan akan bekerja dengan Langkah menempel pada reseptor HER2, bahkan Kalau Aktualisasi diri HER2 hanya rendah (seperti IHC 1+ atau 2+). “Setelah menempel, obat ini melepaskan senyawa sitotoksik yang bekerja seperti rudal Demi menghancurkan sel kanker,” ungkapnya Tengah.

Cek Artikel:  Anak Harus Disiapkan Agar Independen Sebelum Masuk SD

Terapi Sasaran

Dengan terapi Sasaran, lanjut dr Andhika, pendekatan pengobatan kanker payudara jadi lebih spesifik dan terarah. “Membuka Kesempatan lebih besar Demi hasil lebih Bagus bagi pasien yang sebelumnya Tak Dapat mendapatkan terapi targeted,” paparnya.

Pada pengobatan menggunakan trastuzumab, pasien menerima pengobatan selama setahun. “Ini biasanya dibagi jadi beberapa kali pemberian, mungkin 17 kali selama periode tersebut. Tetapi, tiap respons terhadap pengobatan harus dipantau, termasuk tes seperti IHK,” Jernih dr Andhika.

Setelah pengobatan awal, kanker payudara Dapat kambuh dan bermetastasis ke organ lain, seperti hati atau tulang. Dalam kasus ini, biopsi ulang sering kali diperlukan Demi memastikan apakah kanker yang muncul Mempunyai sifat sama dengan kanker awal.

“Tetapi, banyak pasien enggan menjalani biopsi Tengah karena sudah lelah secara fisik dan mental akibat perawatan sebelumnya seperti kemoterapi atau radiasi,” Jernih dr Andhika.

Terutama Begitu pengobatan kanker, dengan terapi hormonal, dr Andhika menyebut Dapat Mempunyai Pengaruh samping psikologis yang signifikan. Pasien sering mengalami kelelahan mental dan beberapa mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem seperti depresi atau keinginan bunuh diri. 

“Ini terutama terjadi pada pasien yang menjalani terapi hormonal karena terapi tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh serta menyebabkan perasaan seperti dialmi orang hamil atau menopause,” pungkas dr Andhika. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai