BEI Jaga Investor di Tengah Panasnya Tarif Trump

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Jakarta: Direktur Primer Bursa Dampak Indonesia (BEI) Iman Rachman berupaya menjaga kepercayaan investor di tengah memanasnya perang tarif yang dipicu kebijakan Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump. BEI Berbarengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ungkapnya, telah mengambil sejumlah kebijakan penyesuaian.

Pertama, penundaan Penyelenggaraan short selling guna meredam tekanan jual yang berlebihan. Kedua, OJK menerbitkan kebijakan yang memperbolehkan buyback saham oleh emiten tanpa perlu melalui rapat Biasa pemegang saham (RUPS). Langkah-langkah ini diharapkan Pandai mengendalikan fluktuasi harga saham dan menjaga likuiditas pasar.

“Upaya-upaya ini diharapkan meningkatkan kepercayaan investor sehingga perdagangan saham Dapat kita ciptakan dalam kondisi wajar dan efisien,” ujarnya dalam webinar Trump Trade War: Menyelematkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia, Jumat, 11 April 2025.

Cek Artikel:  Investasi Untung Simak 10 Kelebihan Emas Batangan Galeri 24

Upaya lainnya, pada Selasa, 8 April 2025, BEI juga menyesuaikan mekanisme batasan persentase Auto Rejection Dasar menjadi 15 persen dan Memajukan batas trading halt atau penghentian sementara perdagangan di pasar modal. BEI melonggarkan ambang batas penurunan indeks harga saham gabungan dari lima persen menjadi delapan persen.


Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto
 

 

BEI-OJK memperkuat pengawasan Buat menjaga kepercayaan investor

Iman menambahkan, BEI Berbarengan OJK Enggak hanya melakukan penyesuaian aturan, tetapi juga memperkuat pengawasan Buat menjaga kepercayaan investor di tengah perang dagang. Pasalnya, data menunjukkan investor asing telah menarik Anggaran Nyaris Rp30 triliun dari pasar modal Indonesia sejak Januari Lampau.

“Kami Enggak hanya melakukan penyesuaian-penyesuaian aturan, tapi juga melakukan penguatan pengawasan. Karena kita Ingin kepercayaan market terjaga Maju,” tegas dia.

Cek Artikel:  Indonesia sudah Terlalu Banyak Turuti Uni Eropa untuk I-EU CEPA

Dalam kesempatan sama, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mendorong pemerintah dan para pemangku kepentingan Buat lebih sigap dalam merespons kondisi pasar. Langkah Segera diperlukan agar ketika pasar mulai Terperosok, Dapat segera pulih.

“Pemerintah perlu merespons pasar dengan Segera agar Enggak jatuhnya Tiba ke Dasar dan Dapat pulih secara Segera,” imbuh dia.

Aviliani juga mengingatkan tantangan ke depan Enggak hanya berasal dari kebijakan Trump, Tetapi juga dari krisis keuangan di Eropa yang dipicu oleh lonjakan pinjaman selama masa pandemi. Pemerintah dan pemangku kepentingan diminta Enggak hanya berdiam Menyantap situasi tersebut.

“Perlu kewaspadaan dan langkah antisipatif agar krisis Enggak berkembang lebih luas,” kata dia.

Cek Artikel:  Ekonomi Makin Tak Niscaya, Masyarakat Kudu Segera Melek Asuransi

Mungkin Anda Menyukai