CALON Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bertekad mengurangi ketimpangan ekonomi Kaum Kalau terpilih dalam pilkada 2024. Hal ini sangat Krusial agar terjadi pemerataan pendapatan, sehingga kesejahteraan masyarakat khususnya di kelas Rendah Bisa semakin terangkat.
Farhan menegaskan hal itu Ketika menjadi pembicara dalam Lembaga Bedah dan Percakapan Gagasan Buat Bandung, di Jalan Cisangkuy, Kota Bandung.
Dia memaparkan, gini ratio di Kota Bandung yang Nyaris mencapai 0,5 sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan tingginya ketimpangan pendapatan Kaum ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Pendapatan per kapita Kota Bandung memang besar yakni berkisar 7-8 ribu Dollar Amerika atau Sekeliling Rp120 juta per tahun.
“Artinya rata-rata pendapatan Kaum Kota Bandung ini Rp10 juta per bulan,” kata kader Partai NasDem itu.
Tetapi pada sisi lain, menurut dia, rata-rata pengeluaran Kaum Kota Bandung hanya Rp18 juta per tahun. Artinya dalam sebulan rata-rata pengeluaran Kaum itu hanya Rp1,5 juta.
Hal ini sangat ironi dan menunjukkan kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi. “Artinya Eksis gap. Kalau dilihat dari spending, Nyaris 7 kali lipatnya. Secara makro ekonomi itu Tak sehat,” katanya.
Kondisi ini pun banyak terlihat Terang di masyarakat khususnya kalangan Tak Bisa. “Saya menyaksikan keluarga yang hidup dengan Rp50 ribu sehari. Itu berat,” katanya.
Subsidi
Maka dari itu, Farhan bertekad Buat mewujudkan perekonomian yang adil dan merata Kalau terpilih Berbarengan Erwin, calon wakil wali kota pasangannya.
Pertama, pemerintah harus banyak memberikan subsidi bagi masyarakat kalangan Rendah. Subsidi itu akan disalurkan Buat menunjang berbagai program yang bertujuan Buat menambah pendapatan masyarakat.
“Tak apa-apa uangnya habis Buat subsidi. Dana rakyat kembali ke rakyat,” katanya.
Sebagai Misalnya, Farhan-Erwin akan memberi subsidi bagi Kaum yang belum Mempunyai ijazah setara SMA/SMK dengan menggandeng pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Tak hanya itu, nantinya Kaum yang sudah Mempunyai ijazah tersebut pun akan ditambah keterampilan/keahliannya agar semakin berpeluang terserap dunia kerja.
Pihaknya akan bekerja sama dengan lembaga pelatihan kerja Buat melatih masyarakat agar Mempunyai berbagai keahlian, sehingga Bisa Bertanding Buat mendapat pekerjaan.
Subsidi lainnya pun akan diberikan seperti Buat guru PAUD dan honorer, kader posyandu, petugas kebersihan dan linmas, hingga petugas di rumah ibadah.
“Kami Mau mengangkat kesejahteraan di akar rumput,” katanya seraya menyebut program Sokongan sosial lainnya.
Selain memperbanyak subsidi, Metode lain yang Bisa dilakukan Buat mengikis kesenjangan ekonomi di masyarakat adalah dengan menggandeng Kaum kelas atas agar mau berdonasi.
“Krusial sekali, karena filantropis tak Bisa dikesampingkan. High network kita ini makin banyak. Tapi orang miskin juga makin banyak. Filantropis akan sangat membantu menyelamatkan masalah ini,” katanya.
Tak hanya itu, Farhan pun berjanji Tak akan menggunakan APBD Kota Bandung Buat hal-hal yang bersifat konsumtif terutama Buat kepentingan pejabat seperti wali kota. Sebagai Misalnya, Farhan mengaku Tak Mau diberikan mobil dinas yang baru ketika dirinya menjabat.
“Pemimpin itu bikin narasi dan teladan. Hentikan konsumerisme. Saya bermimpi Tak akan membeli mobil baru Buat pejabat. Buat apa? Enggak Eksis gunanya. Mobil yang Eksis juga sudah cukup,” tegasnya.