Beda Bendera Suriah lelet dan Baru: Simbol Perjuangan dan Kekuasaan

Bendera baru Suriah yang menunjukkan simbol perjuangan dan kekuasaan. Foto: Anadolu

Jakarta: Bendera adalah simbol yang mencerminkan identitas, perjuangan, dan perubahan sebuah bangsa. Di Suriah, perjalanan sejarah tercermin dalam perubahan desain benderanya. Dari era kemerdekaan hingga rezim Bashar al-Assad, bendera Suriah telah menjadi saksi bisu pergolakan dan transisi politik negara ini. 

Artikel ini mengulas evolusi bendera Suriah, Arti di balik desainnya, serta bagaimana bendera oposisi kini kembali menjadi simbol kebangsaan.

Sejarah awal: era Ottoman dan revolusi Arab

Pada masa Kekaisaran Ottoman, Suriah menggunakan bendera Ottoman hingga 1918. Setelah pengusiran Laskar Ottoman dari Damaskus, bendera baru diperkenalkan selama Revolusi Arab pada 1916. 

Bendera ini Mempunyai tiga garis horizontal: hitam, hijau, dan putih, dengan segitiga merah di sisi kiri. Rona-Rona ini mencerminkan dinasti Islam terkemuka: Abbasiyah, Fatimiyah, dan Umayyah.

Bendera kemerdekaan: warisan dari Tahun 1932

Setelah kemerdekaan Suriah dari Prancis, bendera “Kemerdekaan” diperkenalkan pada 1932. Desainnya terdiri dari tiga garis horizontal, hijau di atas, putih di tengah, dan hitam di Rendah dengan tiga bintang merah di garis putih. Rona dan bintang ini menyimbolkan persatuan tiga Area Primer: Aleppo, Damaskus, dan Deir ez-Zor. 

Cek Artikel:  PBB Kecam Penggunaan Anjing oleh Militer Israel ke Tahanan Palestina: Pelanggaran Serius!

Ketika Druze dan Latakia bergabung dengan Suriah pada 1936, Arti bintang merah diinterpretasikan ulang Buat mewakili Area baru tersebut.

Pengaruh Pan-Arabisme dan Bendera Baru Era Baath

Pada 1958, Suriah bersatu dengan Mesir membentuk Republik Arab Bersatu (UAR). Bendera nasional diubah menjadi garis horizontal merah, putih, dan hitam dengan dua bintang hijau di tengahnya Buat mewakili dua negara. 

Setelah perpecahan dengan Mesir pada 1961, Suriah sempat kembali ke Bendera Kemerdekaan, tetapi hanya bertahan tiga tahun. Pada 1963, rezim Baath mengadopsi kembali desain UAR, dengan tambahan bintang hijau ketiga Buat melambangkan aspirasi unifikasi dengan Irak.

Era Assad: Modifikasi Buat Menunjukkan Kekuasaan

Hafez al-Assad, pemimpin Suriah sejak 1971, Membangun perubahan signifikan pada bendera Buat mencerminkan kebijakan luar negerinya. Pada awal pemerintahannya, bendera diubah dengan menambahkan lambang elang dan tulisan “Persatuan Republik Arab”. 

Cek Artikel:  Biden Biasakan Paket Donasi Militer Baru untuk Ukraina

Tetapi, ketika persatuan tersebut runtuh, desain bendera kembali menggunakan pola bendera UAR dengan dua bintang hijau, yang Lalu digunakan hingga akhir kekuasaan Bashar al-Assad.

Kembalinya Bendera Kemerdekaan: simbol oposisi

Dengan pecahnya perang Keluarga pada 2011, oposisi Suriah mengadopsi kembali Bendera Kemerdekaan dari 1932 sebagai simbol perjuangan mereka melawan rezim Assad. Desain ini menjadi ikon gerakan revolusioner, terlihat dalam berbagai demonstrasi dan pertempuran. 

Setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, bendera ini kembali menjadi simbol kebangsaan, melambangkan kemenangan rakyat Suriah atas kekuasaan otoriter.

Arti simbolik Rona dan desain

Setiap elemen dalam bendera Suriah Mempunyai Arti mendalam:

  • Hijau: Era Fatimiyah, mewakili Asa dan pembaruan.
  • Putih: Dinasti Umayyah, simbol perdamaian dan kejayaan.
  • Hitam: Era Abbasiyah, merefleksikan perjuangan dan kekuatan.
  • Bintang Merah: Area strategis yang menyusun Suriah sebagai bangsa yang bersatu.
Cek Artikel:  Banyaknya Turbulensi Jadi Perhatian Serius Dunia Penerbangan

Arti simbolik dan implikasi Begitu ini

Hari ini, bendera Suriah mencerminkan dualitas yang tajam antara Asa dan konflik. Di satu sisi, ia adalah simbol perjuangan bagi Grup oposisi; di sisi lain, ia adalah tanda kestabilan bagi mereka yang mendukung pemerintah.

Tetapi, apakah bendera ini suatu hari dapat kembali menjadi simbol persatuan? Pertanyaan ini Lagi menjadi teka-teki. Di tengah kompleksitas politik dan sosial Suriah, bendera lelet dan baru menjadi saksi dari sejarah yang penuh gejolak—dan mungkin, Asa Buat masa depan yang lebih Bagus. (Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai