Baznas, Zakatnomics dan Penguatan Diplomasi Kemanusiaan RI di Timur Tengah

Baznas, Zakatnomics dan Penguatan Diplomasi Kemanusiaan RI di Timur Tengah
Zakatnomic(Freepik)

Suasana peringatan HUT RI ke-79 Lagi terasa hingga Ketika ini. Tetapi, perayaan itu bukan sekadar seremonial.

Hal ini menjadi momen Cerminan bagi bangsa Demi mengevaluasi diri, mempertanyakan sejauh mana nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembukaan UUD 1945 yang dirumuskan para founding fathers negeri ini semakin terpatri di hati sanubari.

Baca juga : Baznas-ERC Mesir Kirim Donasi Selimut Demi Anggota Palestina

Karena merupakan salah satu dari Empat Pilar Bangsa, maka selalu dibacakan dengan lantang pada setiap upacara bendera 17 Agustus di seluruh Nusantara. 

Di mana, pada alenia keempat dengan tegas menyatakan tujuan negara yakni, “Demi memajukan kesejahteraan Biasa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian Kekal dan keadilan sosial”.

Salah satu implementasi amanah konstitusi tersebut adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang menjadi kerangka hukum pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Baca juga : Baznas Berbarengan Kawan Siapkan Donasi Demi Masyarakat Palestina di Mesir

Eksistensi lembaga ini menunjukkan bahwa negara hadir dalam agenda besar “pemerdekaan” Demi menyebut istilah lain dari “pengentasan” kemiskinan. 

Terbukti, sejak dibentuk dengan Perpres Nomor 8 Tahun 2001 oleh ulama besar dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ketika menjabat Presiden ke-4 RI, kini Baznas semakin menunjukkan kiprah fenomenalnya sebagai “implementator konstitusi bidang pemerdekaan dari kemiskinan”.

Lebih dari dua dasawarsa, BAZNAS telah mengalami lompatan kuantum, sebuah langkah progresif menuju capaian optimal. Dari pengumpulan Anggaran hanya ratusan juta hingga ratusan miliar, bahkan kini menuju milestone Rp 1 triliun pada 2025. 

Cek Artikel:  UU Nomor 172023 tidak Memberi Solusi Kesulitan Akses dan Antrean Panjang Rawat Inap Pasien BPJS

Baca juga : Baznas Galang Anggaran Kemanusiaan Demi Palestina

Melalui program-program pemberdayaan yang kreatif-inovatif dengan strategi komunikasi pemasaran menggunakan logo serba “z” (Z-Chicken, Z-Mart, Z-Auto, Z-Coffee, Z-Ifthar, Z-Corner), Beasiswa Cendekia Baznas, Rumah Sehat Baznas, Baznas Tanggap Bencana, dan sebagainya, di seluruh Indonesia, Baznas telah membumikan apa yang disebut sejumlah Ahli ekonomi Islam sebagai zakatnomics. 

Seperti dikutip Puskas Baznas (kini menjadi direktorat kajian), dalam policy brief Nomor 21/ON/11/2019 (1 November 2019), zakatnomics menawarkan perspektif baru dalam kerangka pengentasan kemiskinan dengan penekanan pada tiga aspek, Adalah ekonomi, sosial dan advokasi.

Aspek ekonomi adalah penguatan dan kemandirian ekonomi xi. Aspek ini terkait erat dengan permasalahan pertumbuhan. Keterbatasan ekonomi merupakan Unsur Primer yang menyebabkan keluarga miskin mengalami kesulitan Demi berkembang. 

Baca juga : Jerman: Tanpa Negara Palestina, Tak akan Terdapat Damai di Timur Tengah

Aspek ekonomi memberikan perhatian terhadap peningkatan kapasitas ekonomi melalui peningkatan Tingkat hidup yang dapat diukur dengan pendapatan atau pengeluaran dan peningkatan produktivitas rumah tangga.

Dari segi sosial, keterbatasan akses terhadap sumber daya tertentu menjadi salah satu penyebab Primer kemiskinan. Oleh karena itu, Demi mengurangi kemiskinan, maka Restriksi-Restriksi ini harus dihilangkan.

Dalam aspek sosial dari program pengentasan kemiskinan, zakat pada dasarnya berupaya Demi menyediakan akses-akses terhadap kebutuhan-kebutuhan tertentu, yang secara Mendasar menunjang kehidupan mustahik agar dapat keluar dari kemiskinan.

Cek Artikel:  Pilpres 2024 Selesai, Semoga tidak Seperti Firaun

Aspek advokasi merupakan langkah Krusial dalam program pengentasan kemiskinan yang lebih komprehensif. Advokasi diperlukan Demi menciptakan kesadaran kolektif dalam mendorong pengentasan kemiskinan. Dalam hal advokasi, pengentasan kemiskinan pada dasarnya melibatkan pembelaan hak-hak mustahik melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin, menciptakan jaringan kesadaran dan gerakan Berbarengan Demi mengentaskan kemiskinan dan pembangunan kapasitas (capacity building).

Misal, pendidikan harus diprioritaskan sebagai salah satu alat Primer Demi memutus mata rantai kemiskinan. Dengan pendidikan yang berkualitas, masyarakat miskin dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka, sehingga Mempunyai Kesempatan lebih besar Demi keluar dari kemiskinan.

Di sisi lain, akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, juga menjadi Unsur krusial dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin.

xi merujuk pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi pada pengelolaan zakat. Konsep ini melampaui pemahaman tradisional tentang zakat sebagai sedekah. Zakat, dalam perspektif zakatnomics, dipandang sebagai instrumen ekonomi yang dapat merangsang pertumbuhan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan zakatnomics ini, Baznas telah mendorong gerakan kebangsaan Demi mewujudkan salah satu cita-cita konstitusi UUD 1945, yakni “Demi memajukan kesejahteraan Biasa, mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Rupanya tak hanya itu. Demi tujuan Global dalam kerangka “ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian Kekal dan keadilan sosial”, Baznas menjadikan zakatnomics sebagai sebuah pendekatan baru melalui diplomasi kemanusiaan. 

Ini terlihat dari “intervensi humaniter” Baznas di Timur Tengah, dalam gerakan skala massif secara nasional Demi mencegah genosida oleh Israel di Palestina, dengan memasok Donasi logistik Demi para korban kekejaman rezim Zionis.

Cek Artikel:  Tawuran Kontestasi Identitas dan Upaya Menyalurkan Hasrat

Dalam kegiatan Laporan Donasi Kemanusiaan Membasuh Luka Palestina Berbarengan Pimpinan Baznas RI dan para Kawan Donatur, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (10/1/2024), total dukungan donasi per 31 Desember 2023 mencapai Rp187.907.229.611. Sekira Rp93,29 miliar dari pengumpulan Baznas, Lewat sisanya Rp94,61 miliar. Baznas menargetkan Rp250 miliar Demi Donasi kemanusiaan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Dan alhamdulillah antusiasme publik dan lembaga donatur luar Biasa. 

Sebanyak 752 Kawan turut ambil bagian, yang terdiri atas 376 munfik perorangan/komunitas, 95 munfik badan, 7 munfik natura perorangan kolektif/komunitas, 3 munfik natura badan, 213 Baznas provinsi/kabupaten/kota, dan 58 Lembaga Amil Zakat (LAZ). Hingga Ahad, 14 Januari 2024, pengumpulan Baznas RI dan para Kawan tersebut, berhasil menghimpun donasi Rp191 miliar atau 12 juta dolar AS. Dan ini hanya laporan awal tahun 2024, kini pengumpulan dan penyaluran infak dan donasi kemanusiaan itu, semakin meningkat.

Selain mengirimkan Donasi melalui pesawat dalam misi kemanusiaan Pemerintah Indonesia yang dua kali dilepas Presiden RI Joko Widodo dari Lanud Halim Perdanakusuma, Baznas juga menyalurkan Donasi dari Mesir ke Gaza bekerja sama dengan Kawan setempat melalui pintu Rafah.

Donasi dipastikan akan Lanjut bertambah, seiring dengan semakin banyak lembaga yang Lanjut berdatangan ke kantor Baznas Demi menyalurkan donasi mereka. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai