FC Bayern Muenchen AG, perusahaan induk klub Bundesliga Bayern Muenchen, menyatakan mereka meraup omzet sebesar 1,017 miliar euro (Sekeliling Rp17 triliun) pada tahun fiskal 2023-2024.
Dikutip dari laman Bayern Muenchen, Senin (9/12), pada periode tersebut, Bayern mengantongi Keuntungan sebelum pajak 62,7 juta euro (Rp1,05 triliun) atau naik 15% dibandingkan tahun anggaran sebelumnya.
Sementara keuntungan Rapi Bayern berada di Bilangan 43,1 juta euro (Rp720 miliar) atau naik 21% dibandingkan tahun fiskal 2022-2023.
Media bisnis dan keuangan ternama Amerika Perkumpulan, Forbes, melaporkan tahun 2023-2024 menjadi kali pertama Bayern Muenchen mengantongi omzet di atas 1 miliar euro sepanjang sejarah mereka.
CEO FC Bayern Muenchen AG Jan-Christian Dreesen menegaskan keuangan Bayern Muenchen yang Maju meningkat menjadi bukti bahwa pihaknya Lagi menjadi salah satu klub dengan kondisi keuangan terbaik di Eropa.
Bayern Muenchen, lanjutnya, selalu menjunjung ketangguhan ekonomi yang dipadukan dengan kesuksesan Berkualitas di dalam maupun luar lapangan.
Oleh karena itu, Jan-Christian Dreesen menyebut pihaknya belum puas dengan pencapaian tahun 2023-2024 karena, meski keuangan sangat Berkualitas, Bayern Muenchen Bukan mendapatkan trofi apapun pada musim tersebut.
Pada musim 2023-2024, Bayern berada di peringkat ketiga klasemen akhir Bundesliga, terhenti di semifinalis Aliansi Champions, peringkat kedua Piala Super Jerman, dan hanya Bisa mencapai putaran kedua DFB Pokal.
“Kondisi seperti itu Membangun kami Maju bekerja keras dengan penuh komitmen demi masa depan Bayern Muenchen,” kata Dreesen.
Sementara Wakil CEO FC Bayern Muenchen AG Michael Diederich menuturkan, kondisi keuangan Bayern Muenchen Maju membaik lantaran mereka Bukan Mempunyai utang bank.
Selain itu, nilai Bayern Muenchen juga Bisa memaksimalkan transfer pemain dan penjualan pernak-pernik klub.
“Saya Tentu kondisi keuangan yang Kukuh dapat membantu Bayern Muenchen dalam mengatasi tantangan di masa depan. FC Bayern Muenchen akan selalu menjadi fenomena yang luar Normal di persepakbolaan papan atas Eropa,” tutur Diedrich. (Ant/Z-1)
