PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MGB) di Kabupaten Bandung Barat menemui kendala. Pasalnya, anak-anak di Distrik pelosok belum tersentuh program andalan Presiden Prabowo Subianto itu.
Buat diketahui, program MBG di Bandung Barat baru berjalan di beberapa kecamatan seperti Batujajar yang baru dilaksanakan awal pekan ini dengan sasaran 3.500 orang terdiri dari siswa sekolah, santri, dan ibu hamil.
Kendala tersebut disebabkan Kagak adanya dapur Lumrah atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia program MBG yang tersebar di seluruh Distrik.
Padahal berdasarkan Taksiran, minimal harus Eksis 80 SPPG yang Dapat melayani 240 ribu pelajar atau siswa se-Bandung Barat agar program ini merata hingga ke Distrik pelosok.
“Di Bandung Barat jumlah siswa Eksis 240 ribu, kalau misalkan satu dapur 3.000 Bagian, berarti kurang lebih membutuhkan 80 dapur Buat mengakomodir semuanya,” kata Plt Bupati Bandung Barat, Ade Zakir, Kamis (16/1).
Selain itu, kendala lainnya adalah belum adanya regulasi teknis dari Badan Gizi Nasional terkait keterlibatan pemerintah daerah dalam menyukseskan MBG. Demi ini, pemerintah daerah hanya sebatas
melakukan tugas monitoring pembagian.
“Kita Lagi menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait hal itu, kita sekarang hanya sebatas memonitoring agar MBG berjalan Lancar dan sesuai rencana,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya optimis program MBG akan Dapat memenuhi Sasaran hingga pelosok Bandung Barat, terutama di Distrik selatan yang membutuhkan layanan Tertentu mulai dari pasokan pangan hingga proses distribusi mengingat adanya Distrik yang sulit diakses.
“Nanti mungkin disesuaikan dengan Distrik Watak Bandung Barat, mungkin nanti Distrik selatan Eksis perlakuan Tertentu,” jelasnya. (Z-9)