DANA Alokasi Spesifik (DAK) masih jadi andalan bagi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk membiayai rehabilitasi bangunan ruang kelas rusak di jenjang pendidikan SMP. Hingga saat ini, di wilayah tersebut masih banyak ruang kelas yang membutuhkan penanganan.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, menjelaskan tahun ini nilai bantuan DAK sekitar Rp28 miliar. Pahamn ini DAK konsepnya ke arah penuntasan.
“Maksudnya, jika di satu sekolah itu misalnya ada kekurangan bangunan atau kerusakan bangunan, itu harus dituntaskan,” katanya, Selasa (8/10).
Baca juga : Hari Pertama Kampanye, Cabup Cianjur Nomor Urut 1 Blusukan ke Perbatasan
Dirata-ratakan, kata dia, satu sekolah mendapatkan bantuan DAK sebesar Rp1 miliar. Tetapi ada juga sekolah yang dapat sekitar Rp400 juta.
“Itu tergantung hasil input dari Data Pokok Pendidikan melalui aplikasi Krisna (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran). Jadi yang meng-inputnya itu operator sekolah masing-masing. Mereka meng-input kekurangan atau kerusakan bangunan,” terang Helmi.
Data yang diinput pada Dapodik melalui aplikasi Krisna kemudian terintegrasi ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek. Data itu kemudian diverifikasi kembali untuk mengklasifikasikan tingkat kerusakannnya.
Baca juga : Demokrat Cianjur Niscayakan Tetap Solid Dukung Paslon Herman-Ibang
“Terakhir ada sidang untuk menentukannya. Jadi, yang menentukan tetap dari pemerintah pusat,” jelas dia.
Helmi menuturkan, progres penyelesaian rehabilitasi ruang kelas rusak yang dibiayai DAK memasuki tahap akhir. Sesuai agenda, pelaksanaan pengerjaan fisik dilakukan selama 150 hari kalender.
“Sesuai hari kalender, 150 hari kerja itu berakhir per 31 Oktober 2024. Itu harus sudah 100%. Demi ini pengerjaannya ada yang sudah pengecatan, kemudian pemasangan plafon, dan lainnya. Insya Allah selesai semua akhir bulan ini,” tegasnya.
Helmi tak memungkiri DAK menjadi andalan membantu pembiayaan rehabilitasi bangunan ruang kelas. Makin besar anggaran, maka akan makin cepat penuntasan perbaikan bangunan sekolah yang rusak.
“Bangunan yang rusak masih cukup banyak. Kalau dari DAU (dana alokasi umum) itu sangat kecil. Makanya kita mengandalkan dari DAK. Mungkin beberapa tahun ke depan bisa selesai penanganannya. Tapi itu juga tergantung kekuatan anggarannya,” pungkas Helmi.