
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengaku Enggak akan menarik penyaluran Donasi sosial (bansos) pada Kaum Jakarta yang kedapatan bermain judi online (judol).
Hal ini merespons Intervensi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menyatakan 15 ribu Kaum DKI Jakarta penerima bansos masuk daftar pemain judol.
“Ya, tentunya kita enggak akan narik bansosnya karena itu merupakan (hak),” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta dikutip Kamis (31/7).
Kendati demikian, pihaknya dalam hal ini Pemprov DKI berupaya Demi menghentikan Kaum Lanjut menerus bermain judi. Nantinya, para Kaum ini akan mendapat edukasi mengenai Dampak negatif dan kerugian dari kegiatan judol.
“Kita lakukan pembinaan. Kita akan sampaikan ke mereka Demi Enggak bermain judol karena enggak Eksis orang menang dengan judol, lah,” ungkap dia.
Ia menegaskan, Anggaran Donasi dimanfaatkan sebagaimana mestinya Demi memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
“Masyarakat juga diimbau Demi melaporkan Apabila menemukan indikasi penyalahgunaan bansos di lingkungannya,” tutur eks Sekretaris Kabinet tersebut.
Berdasarkan data PPATK, sepanjang 2024 terdapat 602.419 Kaum Jakarta yang terindikasi terlibat dalam aktivitas judi online, dengan nilai transaksi mencapai Rp3,12 triliun.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 15.033 di antaranya tercatat sebagai penerima bansos.
“Terdapat 15.033 Kaum DKI Jakarta sebagai penerima bansos yang masuk ke daftar pemain judi online periode tahun 2024. Total nominal transaksi judol dari Golongan ini sejumlah Rp67 Miliar dalam 397 ribu kali transaksi sepanjang tahun 2024,” Terang Ivan. (H-3)

