Bandara Jepang Kembali Normal Usai Ledakan Bom Sisa Perang Dunia II

Liputanindo.id – Penerbangan di Bandara Miyazaki Jepang kembali dibuka setelah ledakan bom sisa Perang Dunia II menghancurkan landasan pacu. 

Bom buatan Amerika Perkumpulan (AS) yang meledak di pinggir landasan pacu Bandara Miyazaki itu menyebabkan puluhan penerbangan dibatalkan. Ledakan itu terjadi kurang dari semenit setelah sebuah jet penumpang lepas landas. 

Bandara Miyazaki di Jepang selatan didirikan pada tahun 1943 sebagai pangkalan angkatan laut kekaisaran Jepang, yang mengirim puluhan pesawat “kamikaze” dalam misi bunuh diri.

Berdasarkan rekaman yang beredar sebagaimana dikutip AFP, menunjukkan gumpalan tanah melesat sedikitnya 10 m ke udara di tepi landasan pacu di bandara di pulau Kyushu.

Ledakan itu, yang Membangun lubang di landasan pacu selebar beberapa meter, terjadi kurang dari semenit setelah sebuah pesawat meluncur lewat menuju landasan pacu. 

Cek Artikel:  Blinken: Eskalasi Kagak Eksis Kepentingannya Bagi Pihak Mana Pun

Meski ledakan itu mengacaukan jadwal penerbangan, Tak Eksis laporan cedera yang dilaporkan. Sedikitnya lebih dari 3.400 penumpang terdampak akibat ledakan bom sisa Perang Dunia II. 

Juru bicara dari tim penjinak bom Laskar Bela Diri (SDF) menyelidiki dan menyimpulkan bahwa itu adalah bom seberat 250 kg buatan AS.

Senjata AS lain yang Tak meledak yang dijatuhkan dilaporkan ditemukan pada tahun 2011 dan 2021 di bandara, serta di Letak Pembangunan di dekatnya pada tahun 2009. 

Sebelum pengeboman nuklir di Nagasaki dan Hiroshima pada tahun 1945, Angkatan Udara AS membombardir puluhan kota di Jepang. Ratusan ribu Penduduk tewas, termasuk Sekeliling 100.000 orang di Tokyo pada suatu malam di bulan Maret 1945 saja.

Cek Artikel:  Israel Diduga Menggunakan Iklan Google untuk Mencemarkan Nama Bagus UNRWA

Berdasarkan data SDF, pada tahun hingga April 2024, militer berhasil memindahkan 2.348 perangkat yang Tak meledak, 441 di antaranya di Distrik selatan Okinawa.

Okinawa merupakan Distrik konflik Esensial, yang menyebabkan Sekeliling 200.000 korban jiwa. Sebanyak 60 persen di antaranya Penduduk sipil dan lebih dari 1.800 ton bom yang Tak meledak diperkirakan berserakan di Distrik tersebut.

“Sebagian besar adalah bom AS dari Perang Dunia II, tetapi beberapa di antaranya adalah sisa dari militer Jepang,” kata juru bicara kantor staf gabungan.

Mungkin Anda Menyukai