Balita Korban Penganiayaan di Jakut Alami Pendarahan Otak

Balita Korban Penganiayaan di Jakut Alami Pendarahan Otak
Ilustrasi( )

SALAH satu korban penganiayaan oleh orangtua asuhnya di Jakarta Utara, MFW (1 tahun 8 bulan) masih dirawat di ruang ICU Rumah Ngilu Polri, Kramat Jati, karena mengalami pendarahan pada selaput otak.

“Kondisi korban MFW memakai bantuan napas karena cedera kepala berat. Sudah ada CT Scan adanya perdarahan pada selaput otak, kemudian ada pembengkakan pada otak,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto di Jakarta, Kamis (1/8).

Dia menjelaskan bahwa bayi malang itu juga mengalami luka memar di bagian kepala, dada, punggung hingga perutnya. “Bayi tersebut saat ini masih kita rawat secara intensif di ICU anak-anak. Dirawat oleh dokter spesialis anak sub-ICU. Kemudian dirawat juga oleh dokter bedah saraf, dan dokter gizi,.”

Cek Artikel:  Penduduk Terdampak Kebakaran Mengungsi di Stasiun Manggarai

Baca juga : Aniaya 2 Balita, Pasutri di Jakarta Utara Ditetapkan sebagai Tersangka

Sejumlah dokter spesialis telah melakukan operasi terhadap bayi tersebut untuk mengevakuasi pendarahan yang ada di otaknya. “Operasi namanya trepanasi ya. Kita lubangi kepalanya, kemudian kita keluarkan perdarahannya. Karena ini kan ada benturan atau ada trauma atau cedera kepala berat,” tuturnya.

Setelah menjalani operasi tersebut, RS Polri akan melakukan evaluasi untuk pemulihan bayi itu. “Ya, saat ini baru satu sekali operasi, nanti kita evaluasi lagi. Moga-moga satu kali. Jadi ada perbaikan-perbaikan.”

Sementara kakak MFW, yakni RC, 6,  yang juga menjadi korban penganiayaan mengalami luka lebam pada muka, dada, perut dan kaki. Kendati demikian, korban RC mengalami trauma psikis dan memerlukan terapi oleh dokter psikolog sehingga belum diperbolehkan untuk bertemu orang asing.

Cek Artikel:  DPRD Minta Pemprov DKI Implementasikan Sekolah Swasta Gratis

Baca juga : Polres Metro Jakut Gelar Perkara Penganiayaan STIP guna Penetapan Tersangka

“Tapi kondisinya masih baik. Definisinya kita rawat di perawatan biasa, namun psikisnya masih kita konsultasikan oleh psikologi forensik kita. Jadi, moga-moga nanti ke depan, kondisi psikisnya membaik,” jelasnya.

Hariyanto sendiri belum bisa memastikan lama perawatan psikologis korban RC karena membutuhkan waktu. “Ya, lama itu relatif. Nanti kalau sudah membaik kita ada treatment secara psikologi, sehingga nanti psikolog yang menentukan kapan dia bisa komunikasi dengan orang lain,” tuturnya.

Sementara itu, kedua orang tua kandungnya sendiri, lanjut Hariyanto, hingga saat ini belum hadir di RS Polri. Kedua korban saat ini didampingi kakak dan kakeknya.

Cek Artikel:  Mengerikan! Kerangka Sosok Posisi Terlentang Ditemukan di Perumahan Grand Wisata Tambun Bekasi

Sebelumnya, kedua kakak-beradik tersebut menjadi korban penganiayaan oleh orang tua asuhnya di sebuah rumah kontrakan di Jalan Tipar Cakung, Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (30/7). Kedua korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya akibat dianiaya para pelaku. Akibat penganiayaan ini, balita MFW mengalami koma dan hingga saat ini dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati.

Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan pasangan suami istri berinisial AA, 23, dan TAS, 21, sebagai tersangka penganiayaan berat terhadap kedua balita tersebut.  “Kedua pelaku ini diduga melakukan penganiayaan terhadap dua balita yang dititipkan kepada mereka, kedua anak ini merupakan anak saudara pelaku,” ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan. (Ant/J-2)

Mungkin Anda Menyukai