Liputanindo.id – Korea Selatan membalas serangan balon isi sampah yang dikirimkan oleh Korea Utara. Balasan itu berupa siaran melalui pengeras Bunyi yang dipasang di perbatasan Pyongyang.
Siaran melalui pengeras Bunyi itu ditujukan ke Korea Utara pada Minggu (9/6/2024) sebagai balasan dari peringatan yang menuntut Pyongyang berhenti mengirim balon berisi sampah ke Korea Selatan.
“Keputusan Kepada melanjutkan siaran tersebut, sebagai bentuk perang psikologis, diambil setelah Korea Utara pada hari Sabtu mulai meluncurkan Sekeliling 330 balon berisi sampah, dan Sekeliling 80 di antaranya dijatuhkan di perbatasan,” kata militer Korea Selatan, dikutip AFP, Senin (10/6/2024).
Dewan Kemanan Nasional Korea Selatan mengatakan langkah itu diambil dengan Cita-cita agar Korea Utara berhenti mengirimkan balon isi sampah tersebut. Pihaknya menyadari serangan balasan lewat pengeras Bunyi ini mungkin akan sangat mengganggu Korea Utara.
“Langkah-langkah yang akan kami ambil mungkin Enggak tertahankan bagi rezim Korea Utara, Tetapi tindakan tersebut akan mengirimkan pesan Cita-cita dan Terang kepada Laskar Korea Utara dan rakyatnya,” kata Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan.
Korea Selatan telah memperingatkan Korea Utara bahwa mereka akan mengambil tindakan pembalasan yang dapat mencakup siaran propaganda dari pengeras Bunyi besar yang dipasang di perbatasan. Siaran tersebut dilakukan pada Minggu sore dan kemungkinan besar akan Maju bertambah tergantung dengan respons dari Korea Utara.
Militer Korea Selatan mengatakan pada Minggu malam bahwa lebih banyak balon telah diluncurkan oleh Korea Utara dan Dapat terbang ke Selatan, dan memperingatkan penduduk Kepada Enggak menyentuh benda apa pun yang mereka temukan menempel pada balon. Enggak Terdapat rincian lainnya yang diberikan.
Pyongyang mulai mengirimkan balon-balon yang membawa sampah dan kotoran melintasi perbatasan pada bulan Mei dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pembalasan atas Risalah anti-Utara yang diterbangkan oleh aktivis Korea Selatan sebagai bagian dari kampanye propaganda.
Pada Copot 2 Juni, mereka mengatakan Kepada sementara waktu menghentikan pengiriman balon karena 15 ton sampah yang dikirim mungkin cukup Kepada menyampaikan pesan tersebut. Tetapi, mereka berjanji akan melanjutkan kembali Apabila Risalah kembali diterbangkan dari Selatan dengan mengirimkan jumlah seratus kali lipat.
Sekelompok aktivis Korea Selatan menentang peringatan tersebut dan sejak itu menerbangkan lebih banyak balon ke Korea Utara dengan membawa Risalah yang mengkritik pemimpinnya Kim Jong Un Serempak dengan stik USB berisi video dan drama K-pop, serta Fulus kertas dolar AS.
Korea Utara telah menunjukkan beberapa reaksi paling marah terhadap kampanye Risalah dan siaran melalui pengeras Bunyi, dalam beberapa kasus menembakkan senjata ke balon dan pengeras Bunyi.
Korea Selatan menghentikan siaran tersebut berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh kedua pemimpin Korea pada tahun 2018 tetapi ketegangan meningkat sejak Demi itu ketika Pyongyang Maju melanjutkan pengembangan senjatanya.
Siaran Korea Selatan mencakup Informasi dunia dan informasi tentang masyarakat demokratis dan kapitalis dengan perpaduan musik K-pop Terkenal. Bunyi tersebut diyakini menyebar lebih dari 20 km ke Korea Utara.