
WALI Kota Sukabumi terpilih, Ayep Zaki, menegaskan kesiapannya Buat segera bekerja setelah pelantikan pada Kamis (20/2). Konsentrasi utamanya adalah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mewujudkan janji kampanyenya, termasuk menjadikan Sukabumi sebagai Kota Wakaf.
Dalam berbagai kesempatan, Ayep menargetkan peningkatan PAD Kota Sukabumi dari Sekeliling Rp400 miliar (Rp320 miliar BLUD Bunut dan Rp81 miliar PADS) menjadi Rp600 miliar.
Salah satu strategi Istimewa adalah pembenahan Badan Layanan Standar Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Punya Daerah (BUMD), termasuk RSUD R Syamsudin SH (BLUD Bunut), Perumda Tirta Bumi Wibawa (PDAM), PD Apotek Waluya, dan Perumda BPR Kota Sukabumi.
“Usai dilantik, keempat BLUD dan BUMD ini akan dibenahi secara sistematis, masif, dan terstruktur Buat menyelesaikan berbagai masalah yang Terdapat,” kata Ayep yang juga Personil Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem itu, Selasa (11/2).
Selain itu, Ayep juga menyoroti Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) di luar BLUD dan BUMD, yang pada 2024 hanya mencapai Rp 81 miliar. Jumlah ini dinilai sangat kecil dibandingkan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sukabumi yang mencapai Rp 15 triliun.
“Jumlah tersebut sangat kecil, dibandingkan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Buat Kota Sukabumi pada 2024 Sekeliling Rp15 triliun. Artinya ini hanya 0,54 persen. Ini terlalu jauh PADS dibandingkan PDRB,” jelasnya.
Buat meningkatkan PADS, Ayep berencana mengoptimalkan aset-aset Punya Pemkot agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Selain soal PAD, Ayep juga Mau menjadikan Sukabumi sebagai Kota Wakaf, sejalan dengan program kerjanya Serempak Wakil Wali Kota terpilih, Bobby Maulana. Pemerintah Kota Sukabumi akan bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan lembaga wakaf lokal Buat mewujudkan visi ini.
Demi menghindari konflik kepentingan, Ayep mengundurkan diri dari Yayasan Perhimpunan Komunikasi Doa Bangsa, yang menaungi Lembaga Wakaf Doa Bangsa. Adapun yang menggantikan Ayep adalah Khudaeni Muflihan dan Suparman.
“Termasuk juga adik dan anak saya juga sudah mundur. Selain menghindari konflik kepentingan, mundurnya saya dan keluarga karena badan wakaf ini murni sebagai sebuah instrumen yang Formal yang mengurusi persoalan wakaf Buat kemaslahatan umat,” tuturnya.
Ayep berharap dengan berbagai program ini, Kota Sukabumi Bisa mencapai kemajuan signifikan dalam tata kelola keuangan daerah serta menjadi percontohan dalam pengelolaan wakaf di Indonesia. (Z-6)

